Featured Video

Rabu, 14 Januari 2015

Sentralisasi obat

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................... ii
Kata Pengantar .............................................................................................................. iii
Daftar Isi......................................................................................................................... iv
Bab I : Pendahuluan
1.1. Latar belakang...........................................................................................     1
1.2. Tujuan............................................................................................................. 1
Bab II : Pembahasan                                                                                         
2.1  Sentralisasi Obat............................................................................................. 2
2.2. Kontrol tidak penuh (desentraliasi)........................................................... .... 2
2.3. Lampiran  proposal pelaksanaan sentralisasi obat ......................................... 3
2.4. Lampiran : petunjuk pengisian....................................................................... 2
2.5. Lampiran : surat persetujuan sentralisasi obat................................................ 3
2.6. Tinjauan Teori CDC....................................................................................... 3
Bab IV : Penutup
4.1. Kesimpulan................................................................................................      13
4.2. Saran..........................................................................................................     13
Daftar Pustaka







BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Latar belakang
Dewasa ini harga obat/alat kesehatan cukup tinggi/mahal dan diluar jangkauan masyakat, utamanya bagi klien dirumah sakit yang mayoritas menggunakan berbagai merek obat paten bagi etiap pasien. Penggunaan berbagai jenis dan merek obat dengan harga yang cukup tinggi tersebut tentu saja tidak hanya berpengaruh secara ekonomi semata; namun lebih dari itu; resiko penyimpangan penggunaan obat diluar hal semestinya juga mampu menimbulkan kerugian bagi klien itu sendiri. Resiko resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi manakala konsumsi obat oleh penderita tidaklah terkontrol dengan baik.
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat; sebagai salah satu peran perawat; perlu dilakukan suatu pola/alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko-resiko kerugian baik secara materiil maupun non materiil dapat dieliminir. Upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang pengelolaan obat secara ketat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk tanggung jawab perawat dalam menyelenggarakan kegiatan keperawatan.
Namun dalam kenyataannya dirumah sakit; tidak jarang ditemukan adanya jumlah tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan; sehingga beberapa tugas dan peran perawat harus “diserahkan” pada keluarga atau klien itu sendiri. termasuk didalamnya adalah penggunaan obat. Untuk itu perlu diupayakan langkah peningkatan mutu pelayanan dengan sentraliasi obat dan pengontrolan keluarga dalam menciptakan suatu bentuk “pendelegasian” peran dari perawat kepada keluarga; khususnya dalam pengelolaan obat sehingga resiko-resiko penyimpangan dapat diminimalkan.
1.2 Tujuan
Tujuan umum :
1.      Meningkatkan mutu kepada klien,terutama dalam pemberian obat
2.      Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun moral
3.      Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efiien
Tujuan khusus :
1.       Menyeragamkan pengelolaan obat
2.       Mengamankan obat-obat yang dikelolah
3.       Mengutamakan ketepatan pemberian obat dengan tepat; dosis; waktu;cara                 

Bab 2
Pembahasan

2.1 Definisi
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (nursalam,2002)
Tujuan pengelolaan obat
·         Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan,sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.
·         Penggunaan obat hanya merupakan salah satu segi pelayanan kesehatan tetapi merupakan yang paling penting.
Obat itu penting manajemen penyediaan obat-obatan dalam unit kesehatan Merupakan  salah satu tanggung jawab pekerja kesehatan Obat itu mempunyai kekuatan obat harus digunakan dengan ketrampilan ,pengetahuan dan ketepatan ,bila obat dapat berbahaya obat itu mahal pemborosan dan penggunaan  obat yang salah dapat                              mengakibatkan berkurangnya persediaan, yang menyebabkan beberapa pasien tidak dapat diobati sebagaimana mestinya
·         Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan paling sering mengapa obat perlu disentralisasi
1.      Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
2.      Menggunakan obat yang mahal dan bermerek,padahal obat standar yang lebih murah dengan mutu terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama
3.      Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat”hanya untuk mencoba”.
4.      Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan
5.      Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan banyak yang membuang atau lupa untuk minum
6.      Memesan obat lebih dari pada yang di butuhkan, sehingga banyak tersisa sesudah batas kadalwarsa
7.      Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak efektif
8.      Meletaktan obat di tempat yang lembab, terkenak cahaya atau panas
9.      Mengeluarkan obat(dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri(mc mahon,1999).
·         Tehnik pengolahan obat(sentralisasi)
Pengeluaran dan pemgagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1.penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staff yang ditunjuk.
2. keluaga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
3. Penerinaan Obat
1)      Obat yang telah diresepkan di tunjukkan kepada perawat dan obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat.
2)      Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan dalam kartu control, dan diketahui oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan habis. Serta penjelasan tentang 5T.
3)      Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum beserta kartu sediaan obat.
4)      Obat yang telah diserahkan selanjutnya disampaikan oleh perawat dalam kotak obat (Nursalam, 2002).
4.      Pembagian obat
1)      Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat.
2)      Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memerhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar penerimaan obat: dengan terlebih dahulu dicocokan dengan terapi yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
3)      Pada saaat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping. Usahakan tempat atau wadah obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi. Pantau efek samping pada pasien.
4)      Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang atau petugas yang ditujukan dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep kepada dokter penganggung jawab pasien (Nursalam, 2002).
5.      Penambahan obat baru
1)      Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini aakan dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.
2)      Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin, maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam, 2002).
6.      Obat khusus
1)      Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberiakn dalam waktu tertentu.
2)      Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu kusus obat ,dilaksanakan oleh perawat primer
3)      Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga : nama obat, waktu pemberian, efek smping, penanggungjawab,pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saatb pemberian obat (nursalam, 2002).

Seorang menejer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara-cara berikut ini :
1)      Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada  semua staf.
2)      Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan di dinding.
3)      Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab beborosan obat.
4)      Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat.
5)      Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf.
6)      Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana di perpustakaan (Mc Mahon, 1999).

Mendidik Pasien Tentang Obat

Kadang-kadang pasien meminum obat degan carayang salah,baik dengan mengurangi dosis agar pengobatannya lebih lama atau menembahnya dengan harapan akan lebih cepat sembuh. Mereka minum obat pada waktu yang tidak tepat atau lupa akan dosisnya. Pasien yang mendapat pengobatan jangka panjang sering berhenti meminum obatnya terlalu dini. Hal ini tejadi karena pasien tidak mengerti akan kerja obat dalam tubuh. Akibatnya, mereka kadang-kadang tidak sembuh dan obat terbuang percuma.

Para pekerja kesehatan harus sangat peduli untuk menerangkan pada pasien bagaimana cara meminum obat mereka, terangkan dengan cara sederhana mengapa obat-obat tertentu harus diminum dengan cara tertentu. Dengan demikian pasien akan belajar bahwa:
·         Masing-masing obat mempunyai cara kerja tersendiri. Obat yang dapat dipakai pada satu keadaan tidak bermanfaat untuk keadaan lain.
·         Besarnya dosis sangat penting,bila terlalu sedikit cara kerjanya terlalu lemah untuk memperbaiki keadaan, dan bila terlalu kuat dapat meracuni pasien. Dosis untuk anak-anak lebih sedikit dari pada dosis untuk dewasa.
·         Pengobatan harus teratur untuk menjamain bahwa kadar obat yang diinginkan dalam tubuh tercapai.
·         Semua tahapan pengobatan harus dijalani dengan lengkap, bila tidak pasien dapat kembali jatuh sakit dengan keadaan yang lebih parah daripada sebelumnya.
·         Obat harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak, yang mungkin memakannya karena mirip gula-gula dan dapat meracuni mereka.
Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam,2002)

Text Box: DOKTER 
                                                                                                                                                                            

Pendekatan perawat

  
                                                                                                                                                  

Text Box: PASIEN/  KELUARGA      







Text Box: 1.Surat persetujuan sentralisasi dari perawat
2.Lembaran serah terima obat
3.Buku serah terima / Masuk obat



     
         











   

Text Box: PENGATURAN PENGOLAHAN OLEH PERAWATA






               


Petunjuk Penulisan Sentralisai Obat (Contoh di Ruang Kardiologi RSUD DR.SOETOMO Surabaya)

1. Buku Serah Terima Obat.
   Bagian-bagiannya adalah:
·         Nomer urut
·         Hari / tanggal /jam
·         Dituliskan hari, tanggal,dan jan terima obat, misalnya: Senin, 1 Mei 2002 jam: 10.00 WIB
·         Nama pasien / umur / kamar / tempat tidur
·         Dituliskan nama pasien, umur, nomor kamar dan tempat tidur dimana klien dirawat. Misalnya:Ny. X / 50 / 5 / 2
·         Nama, jumlah dan bentuk
·         Ditulisan nama dan jumlah obat yang diserahkan klien / keluarga. Misalnya:Lisonopril / X / tab
·         Dosis dan cara
·         Dituliskan dosis dan cara pemberian obat, misalnya: 3x5 gr / oral
·         Tanda tangan dan nama yang menyerahkan obat
·         Dituliskan tanda tangan dan nama klien atau keluarga yang menyerahkan obat kepada perawat.
·         Tanda tangan dan nama yang menerima obat
·         Dituliskan  tanda tangan dan nama perawat yang menerima obat dari klien atau keluarga.
·         Keterangan
·         Dituliskan keterangan yang perlu sehubungan dengan pasien, misalnya: JPS atau yang lain

2. Buku Pemberian Obat
             Bagian-bagiannya adalah:
·         Nomor Urut
·         Nama pasien / umur / kamar / nomer tempat tidur
Dituliskan nama pasien , umur, nomer kamar dan tempat tidur dimana klien dirawat misalnya:Ny. X / 50 / 5 / 2
·         Hari / tanggal / jam pemakaian obat
Dituliskan hari tanggal dan jam pemberian obat  misalnya: senin 1 mei / 2002 / 07.00 WIB
·         Hari / tanggal /  jam penyerahan obat sisa
Dituliskan hari, tanggal dan jam penyerahan obat sisa kepada perawat jaga shift selanjutnya misalnya:senin / 1 mei  2002 / 14.00 WIB
·         Terapi / dosis / cara pemberian obat
Sesuaikan nomer urut penerimaan obat  misalnya:lisonopril / 3x5 mg / oral
·         Jadwal pemberain dan dosis obat
Dituliskan sesuai jadwal dan dosis pemberain obat  misalnya: 5-5-5 ( artinya: 5 mg tiap pagi, siang dan sore hari ), atau ½ - ½ - ½ ( artinya: ½  tablet tiap pagi, siang, dan sore hari ) -  karena 1 tablet obat lisonopril terdiri dari 10 mg ( 10 mg / tab )
·         Sisa obat
Dituliskan nama dan jumlah sisa obat setelah pemberain  misalnya: lisonnopril / 8,5
·         Tanda tangan dan nama pemberian obat
Dituliskan  tanda tangan dan nama perawat pemberi obat
·         Tanda tangan dan nama yang menyerahkan sisa obat
Dituliskan tanda tangan dan nama perawat  yang menyerahkan sisa obat
·         Tanda tangan dan nama penerima sisa obat
Dituliskan tanda tangan dan nama perawat penerima sisa obat pada shift berikutnya
·         Keterangan
Dituliskan:
·         Perubahan atau hal-hal yang perlu diketahui, misalnya: alergi, obat habis, atau obat ganti

2.2. PENGELOLAAN OBAT KONTROL TIDAK PENUH ( DESENTRALISASI )
                 Pengelolaan obat diserahkan kepada keluarga seeluarga telah keluarga / pasien mendapatkan pengertian yang memadai seputar penggunaan obat dari perawat .

1.      PENERIMAAN DAN PENCATATAN OBAT
a.       Obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat
b.      Obat yang diserahkan dicatatan dalam buku masuk obat
c.       Perawat menyerahkan kartu pemberian obat kepada keluarga / pasien
d.      Keluarga/ pasien mendapatkan penyuluhan tentang : rute pemberian obat , waktu pemberian obat ,tujuan pemberian dan efek samping yang mungkin timbul
e.       Perawat menyerahkan kembali obat pada keluarga / pasien ; pasien / keluarga mendatangi lembar penyuluhan

2.      PEMBERIAN OBAT
a.       Obat diberikan oleh keluarga atau diminum sendiri oleh klien,perawat melakukan kontroling terhadap pemberian obat memungkan .
b.      Obat yang telah diminum dicek adanya efek samping , juga dilakukan pengecekan obat tiap hari ( pagi ) untuk menentukan apakah obat benar-benar diminum tepat dosis .
c.       Obat yang hilang / berkurang /jumlah tlarifikasikidak sesuai dengan perhitungan ; diklasifikasikana pada keluarga/ pasien

3.      PENAMBAHAN OBAT
a.       Penambahan obat baru harus dilaporkan pada perawat untuk dicatat dalam buku masuk obat
b.      Bila terdapat obat jenis baru , maka dilakukan penyuluhan khusus tentang obat baru tersebut sebelum di serahkan pada pasien

4.      OBAT KHUSUS
a.       Penjelasan / penyuluhan tentang obat khusus akan diberikan oleh perawat primer
b.      Pemberian obat khusus sebaiknya dilakukan oleh perawat
                  MEMPERSIAPKAN DAFTAR OBAT STANDAR
Sifat pekerjaan kesehatan dan pengetahuan mengenai penyakit dan pengobatannya harus berubah seiring dengan penemuan obat-obat baru. Sebagian akibatnya, ‘daftar standar’ seringkali ‘ketinggalan jaman ‘ atau tidak adekuat lagi daftar obat standar mungkin perlu diubah atas alasan-alasan berikut ini :
a.       Terdapat penyakit baru yang belum pernah ditangani , atau pasien yang sebelumnya  merupakan pasien rawat di rumah sakit , sekarang berobat jalan
b.      Terdapat obat-obat baru
c.       Anggaran untuk membeli obat tidak cukup lagi untuk membeli semua obat yang tertera dalam daftar sehingga diperlukan obat pengganti yang lebih murah
MENGHITUNG KEPERLUAN OBAT
Memesan obat lebih dari pada yang diperlukan mengakibatkan pemborosan,karena sebagian obat akan tersisa sampai lewat batas waktu penggunaanya memesan obat kurang dari pada yang diperlukan akan mengakibatkan kekurangan , dan pasien tetap sakit karena tidak dapat diobati. Oleh karena itu sangat penting diperkirakan dengan tetap berapajumlah setiap obat yang diperlukan. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman sebelumnya dipusat kesehatan atau dengan perhitungan.
Rumus untuk menghitung
Dosis rata-rata =  jumlah pasien yng biasanya diobati dgn obat itu
                              Pemberian obat  X  diantara selang waktu pembeli.
Selang waktu pemberian  adalah selang waktu antara dua kali kedatangan obat berturut-turut , biasanya tiga atau enem bulan
jumlah pasien yang diobati dengan obat tertentu atau yang terjangkit yang akan diobati dengan obat tersebut dpengobatan perhitungkan dari catatan atau pendaftaran klinik.
MEMPERSIAPKAN OBAT UNTUK BAGIAN RAWAT JALAN
Pengobatan dosis penu menggunakan tablet obat tertentu dapat  dipersiapkan dengan cara mengemasannya dalam amplop kecil atau kertas terlipat sebelum klinik atau bagian rawat jalan dimulai. Sehingga pada saat pasien memerlukannya obat-obatan tersebut sudah siap .tindakan ini memiliki beberapa keuntungan :
·         Pasien menerima pengobatan dosis penuh yang tepat.
·         Menghemat waktu , sehingga menunggu dan antri saat taplet dihitung dapat dihindari.
·         Dapat memberi petunjuk tercetak dalam bungkus atau dituliskan di amplop untuk memberitaukan kepada pasien bagai mana dan kapan obat di minum. Harus di pikirkan tanda khusus untuk memberikan keterngan yang sama bagi pasien buta hurup , misal gambar matahari terbit menandakan pagi hari .
·         Cara ini terutama barguna untuk klinik tertentu yang memberikan pengopbatan standat kepada semua pasien, misal tablet besi dan asam folat untuk wamita hamil .
·         Pengamatan dan pengawasan pengeluaran obat menjadi lebih mudah .
BAGAIMANA MEMPERSIAPKAN KEMASAN OBAT
Tatacara berikut ini harus diikuti untuk mengemas obat :
1)      Buat daftar obat-obatan yang sering diresepkan .
2)      Tuliskan rincian pengobatan yang bisa untuk tiap-tiap kelompok umur , misal 1-4 tahun , 5-9 tahun ,10-15 tahun ,dan dewasa
3)      Tulis pengobatan sretiap hari sedemikian rupa sehingga pasien dapat
Memahaminya dengan mudah misalnya ;
Dewasa
Minumlah SATU tablet tiga kali sehari :
Satu pada saat bangun tidur
Satu pada tengah hari
Satu pada saat sebelum tidur
Dan teruskan pengobatan untuk……….hari .
4)      Cetak dan perbanyak petunjuk bila mungkin , gunakanlah kertas dengan warna yang berbeda untuk masing-masing kelompok umur .
5)      Beli atau buatlah amplop-amplop kecil .
6)      Masukkan jumlah obat yang tepat untuk pengobaatan dosis penuh ke dalam masing-masing amplop . rekatkan petunjuknya pada amplop .
2.3  lampiran: proposal pelaksanaan sentralisasi obat
      PENDAHULUAN
                     Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspons oleh perawat . respons yang ada harus bersifat kondusif dengan belajar banyak langkah-langkah kongkrit dalam pelaksanaanya ( Nursalam ,2002 ) , salah satunya adalah pengelolaan sentralisasi obat . pengecekan terhadap penggunaan dan jkonsumsi obat, sebagai salah satu peran perawat , perlu dilakukan suatu pola atau alur yang sistematis sehingga resiko kerugian baik secara material maupun secara non material dapat dieliminasi . kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuat membuat petunjuk astrategi persiapan sentrlisasi obat , persiapan sarana yang dibutuhkan dan membuat tunjuk teknis peyelenggaraan sentralisasi obat. Pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
    TUJUAN
A.    TUJUAN UMUM
Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentrlisasi obat .
B.     TUJUAN KHUSUS
1.      Mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip 6T + 1W dan mendokumentasikan hasil pengolaan .
2.      Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat primer dan perawat associate dalam penerapan prinsip 6T + 1W .
3.      Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan perawatan yang di berikan
4.      Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga perawat dan sentralisasi obat .
5.      Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap proghram terapi.
     PERAN
a.      Peran perawat primer dan perawat associate
v  Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
v   menjekaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
v  Memfasilitasi surat persetujuan pengelolaan dan pencatatan obat.
v  Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama pasien dirawat.

b.      Perawat primer lain dan supervisior
v  Memberikan perlindungaan terhadap pasien terhadap tindakan malpraktek.
v  Menilai kepatuhan pasien terhadap progam terapi.
v  Memotivasi pasien untuk mematuhi program terapi.

PELAKSANAAN
Kegiatan sentrlisasi obat akan dilaksanakan pada minggu pertama dan kedua untuk uji coba dan aplikasi minggu ke tiga sampai minggu ke empat selama mahasiswa praktik diruang paru wanita .metode yang digunakan adalah pendekatan secara langsung dengan pasien dengan komunikasi terapeutik untuk meyakinkan pasien agar bersedia mengikuti pengolaan sentralisasi obat dan menggunakan format pengolaan sentrlisasi obat.
METODE
v  Pengawasan nama obat, jumlah , rencana pemakaian , penerima dan pemberi obat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah terima obat.
v  Pengawasan dan pencatatan nama obat , dosis , frekuensi , jadwal dan jam pemberian obat  , jenis pemberiaan obat oral atau injeksi , sesuai dengan identitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.
INSTRUMEN
v  Informed consent pengelolaan sentralisasi obat.
v  Format kontrol dan pemakian obat.
v  Buku sentralisasi obat ( buku serah terima obat ).
v  Lemari obat dan kotak sentralisasi obat.
v  Leaflet.
PENGORGANISASIAAN
a.       Kepala ruangan                  :
b.      Perawat primer                  :
c.       Perawat associate             :
KRETERIA EVALUASI
a.       Stuktur ( input )
ü  Pelaksanan sentralisasi obat dilaksanakan diruan paru.
ü  Persiapan dilkukan sebelumnya.
ü  Perawat yang bertugas.
b.      Proses
ü  Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah ditentukan dan pasien yang telah menyetujui infrom concent untuk dilakukan sentralisasi obat.
ü  Pelaksanaan sentrlisasi obat sesuai alur yang ditetapkan.
c.       Hasil
ü  Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
ü  Obat dapat diberikan secara tepat dan benar 6T dan 1W.
ü  Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
ü   Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.

2.4.lampiran: petunjuk pengisian

A.    PETUNJUK TEKNIK PENGISIAN FORMAT SURAT PERSETUJUAN SENTRALISASI OBAT
1)      Nama ,umur, jenis kelamin , alamat dpat diisi dengan nama pasien sendiri , anak , istri , orangtua , dll
2)      Nama pasin , umur , jenis kelamin , alamat , no.reg diisi sesuai data pasien yang bersangkutan.
3)      Ruang diisi sesuai tempat pasien dirawat.
4)      Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan infomed consent.
5)      Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan data dan pasien yang menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat , disertai para sksi-saksi.

B.     PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PEMBERIAN OBAT ORAL DAN OBAT SUNTIK
1)      Pengisian nama pasien , no.reg , umur ,ruangan.
2)      Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis dan nama dokter yang merawat.
3)      Kolom tanggal diisi tanggal penerimaan obat , secara vertikal begitu juga pada kolom terima yaitu jumlah obat yang diterima dan frekunsi obat diberikan.
4)      Kolom pemakaian obat diisi sesusi sesuai shif , jam berapa obat diberikan beserta paraf perawat.
5)      Kolom sisa obat diisi oleh perawat pada setiap shif pagi , siang , dan malam , yaitu jumlah obat beserta paraf perwat pada akhir dinas.

C.     PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT SERAH TERIMA OBAT
1)      Pengisian nama pasien , umur , no.reg ,ruangan.
2)      Kolom tanggal diisi sesuai dengan tanggal serah terima obat.
3)      Kolom nama obat dan jumlah diisi sesuai dengan nama obat dan jumlah yang diterima
4)      Kolom tanda tangan / nama tarang yang menyerahkan diisi oleh keluarga / pasien atau perawat pada sasat pasien pulang.
5)      Kolom tandatangan / nama terang yang diserahkan diisi oleh perawat atau keluarga yang menerima.
6)      Kolom keterangan diisi bila ada hal-hal yang berkaitan dengan serah terima obat.
      

Lampiran: surat persetujuan sentralisasi obat
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama              :
Umur              :
Jenis kelamin :
Alamat                        :
Untuk             : ( ) diri sendiri                       ( ) istri             ( ) suami
                           ( ) anak                    ( ) orang tua   ( ) lainnya
Nama pasien  :
Umur              :
Jenis kelamin :
Alamat                        :
Ruang             :
No reg             :

Menyatakan (setuju/tidak setuju) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah mendapat penjelasan tentang sentralisasi obat, yaitu pengaturan pemakaian obat yang diatur atau dikoordinasikan oleh perawat sesuai ketentuan dosis yang di berikan dokter
Sentralisasi dengan prosedur sebagai berikut:
Ø  Pasien atau keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan sentralisasi obat
Ø  Setiap ada resep dari dokter di serahkan dahulu kepada perawat yang bertugas saat itu
Ø  Obat dari apotek diserahkan pada perawat
Ø  Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan di catat dalam buku serah terima dan di tandatangani oleh keluarga atau pasien dan perawat yang menerima
Ø  Obat akan di simpan di kantor perawatan
Ø  Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis
Ø  Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan pada pasien atau keluarga

Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang di buat dan tidak akan melakukan penututan atau gugatan dikemudian hari atas tindakan tersebut.
Demikian persetujuan ini di buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagai mana mestinya.
Surabaya…………………..2010
Perawat yang menerangkan                                                                        yang menyetujui
(……………………………………….)                                                         (…………………………………………)
Saksi 1:…………….......(…………………………..)
Saksi 2:…………………..(…………………………….)
NB: harap di isi dengan nama jelas dan tanda tangan *)



LAMPIRAN FORMAT SERAH TERIMA OBAT
Nama pasien    :                                                                       ruangan           :
Umur               :                                                                       no reg              :
tgl
No
Nama obat
dosis
Keterangan
(terima/serahkan)
Tanda tangan/ nama terang yang diserahkan
keterangan







DAFTAR PUSTAKA
WHO. 1999. Managament pelayanan keperawatan primer  edisi 2. Jakarta: EGC
Nursalam. 2007. Managament Keperawatan Amplikasi dalam praktek keperawatan Profesional Ed 2. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2002. Managament keperawatan Ed 1. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. 2008. Managament Keperawatan Ed 2. Jakarta : Salemba Medika
WHO. 1996. Managament pelayanan kesehatan primer Ed 2.

0 komentar:

Posting Komentar