Featured Video

Selasa, 09 April 2013

Angina Pektoris


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Dewasanya suatu pola hidup yang tidak sehat tentunya akan menimbulkan berbagai macam permasalahan kesehatan. Utamanya bagi sistem kardiovaskuler. Keluhan utama yang sering terjadi pada gangguan sistem kardiovaskuler ialah nyeri dada, berdebar-debar dan sesak napas. Keluhan tambahan
lainnya yang mungkin menyertai keluhan utama, ialah perasaan cepat lelah, kemampuan fisik menurun dan badan sering terasa lemas, perasaan seperti mau pingsan (fainting) atau sinkope, kaki rasa berat atau membengkak, perut kembung atau membuncit disertai kencing yang berkurang, kadang-kadang terlihat kebiruan  ( cyanotic spells ), batuk atau hemoptisis dengan dahak yang kemerahan, sering berkeringat dingin dan lemas dengan perasaan tidak enak pada perut bagian atas.
        Salah satu jenis gangguan pada sistem kardiovaskuler yang dibahas dalam makalah ini yakni angina pectoris. Angina pectoris ialah suatu sindrom klinis dimana terjadi sakit dada yang khas, yaitu seperti tertekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas dan segera menghilang bila pasien beristirahat.
Oleh karena itu sebagai calon seorang perawat professional diharapkan mampu mengerti serta melaksanakan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan berdasarkan etiologi atau faktor-faktor yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Sesuai dengan konsep yang sudah ada yakni pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1.2   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.Apakah pengertian dari Angina Pektoris ?
2. Ada berapakah jenis Angina Pektoris?
3. Apa etiologi dari Angina Pektoris?


4. Bagaimanakah manifestasi klinis dari Angina Pektoris ?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Angina Pektoris ?
6. Bagaimanakah asuhan keperawatan dari Angina Pektoris ?


1.3   Tujuan
1 Mengerti Pengertian dari Angina Pektoris
2 Menjelaskan Jenis dari Angina Pektoris
3 Menjelaskan Etiologi dari Angina Pektoris
4 Menjelaskan Manifestasi Klinis dari Angina Pektoris
5 Menjelaskan Pemeriksaan Penunjang dari Angina Pektoris
6 Menjelaskan Asuhan Keperawatan dari Angina Pektoris


BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada di daerah sternum atau di bawah sternum (substernal) atau dada sebelah kiri yang khas, yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri, kadang-kadang dapat menjalar ke punggung, rahang, leher atau ke lengan kanan. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. (Prof. Dr.H.M.Sjaifoellah Noer,1996).
Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard, karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Serangan sakit dada biasanya berlangsung 1 sampai 5 menit, bila sakit dada terus berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien mendapat serangan infark miokard akut dan bukan disebabkan angina pektoris biasa. Pada pasien angina pektoris dapat pula timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan kadang-kadang sakit dada disertai keringat dingin.
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktik Kardiovaskuler)

2.2 ETIOLOGI
Faktor penyebab Angina Pektoris antara lain:
1. Ateriosklerosis
2. Spasmearterikoroner
3. Anemia berat
4. Artritis
5. Aorta Insufisiensi



2.3 EPIDEMIOLOGI
Di AS kurang lebih 50 % dari penderita jantung koroner ( PJK ) mempunyai manifestasi angina pectoris, jumlah angina pectoris sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insiden angina pectoris pertahun pada penderita di atas 3 th sebesar 213 penderita / 100.000 penduduk.

2.4 FAKTOR PREDISPOSISI
ü  Dapat Diubah (dimodifikasi)
a.       Diet (hiperlipidemia)
b.      Rokok
c.       Hipertensi
d.      Stress
e.       Obesitas
f.       Kurang aktifitas
g.      Diabetes Mellitus
h.      Pemakaian kontrasepsi oral
ü  Tidak dapat diubah
a.       Usia
b.      Jenis Kelamin
c.       Ras
d.      Herediter

Faktor Pencetus Serangan
Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain :
ü  Emosi atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, mengakibatkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah, dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat.
ü  Kerja fisik terlalu berat dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung
ü  Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk suplai jantung. (pada jantung yang sudah sangat parah, pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri angina semakin buruk).
ü  Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokonstriksi dan peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen. (Smeltzer dan Bare, 2002 : 779).


2.5 MANIFESTASI  KLINIS
Iskemia otot jantung akan memberi nyeri dengan derajat yang bervariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada di daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah (retrosentral). Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.
Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik, dengan kualitas yang terus menerus. Rasa lemah atau baal di lengan atas, pergelangan tangan, dan tangan akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin akan merasa akan meninggal. Karakteristik utama nyeri tersebut akan berkurang apabila faktor presipitasinya dihilangkan.

2.6 PATOFISIOLOGI

Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (aterosklerosis koroner).  Tidak diketahui secara pasti apa penyebab aterosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan.  Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat.  Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung.
Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium. Berkurangnya kadar oksigen memaksa miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerobik menjadi metabolisme yang anaerobik. Metabolisme anaerobik dengan perantaraan lintasan glikolitik jauh lebih tdak efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan siklus Kreb. Pembentukan fosfat berenergi tinggi mengalami penurunan yang cukup besar. Hasil akhir metabolisme anaerobik ini, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga mengurangi pH sel dan menimbulkan nyeri.
Kombinasi dari hipoksia, berkurangnya jumlah energi yang tersedia serta asidosis menyebabkan gangguan fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang terserang berkurang; serabut-serabutnya memendek sehingga kekuatan dan kecepatannya berkurng. Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal; bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi.
Berkurangya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah hemodinamika. Respon hemodinamika dapat berubah-ubah, sesuai dengan ukuran segmen yang mengalami iskemia dan derajat respon refleks kompensasi oleh system saraf otonom.
Berkurangnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut). Angina pectoris adalah rasa sakit dada yang berkaitan dengan iskemia miokardium. Mekanismenya yang tepat bagaimana iskemi menimbulkan rasa sakit masih belum jelas. Agaknya reseptor saraf rasa sakit terangsang oleh metabolik yang tertimbun atau oleh suatu zat kimia antara yang belum diketahui atau oleh sters mekanik lokal akibat kontraksi miokardium yang abnormal.
Jadi secara khas rasa sakit digambarkan sebgai suatu tekanan substernal, kadang-kadang menyebar turun kesisi medial lengan kiri. Tetapi banyak pasien tak pernah mengalami angina yang pas; rasa sakit angina dapat menyerupai rasa sakit karena maldigesti atau sakit gigi. Pada dasarnya angina dipercepat oleh aktivitas yang meningkatkan miokardium akan oksigen, seperti latihan fisik. Sedangkan angina akan hilang dalam beberapa menit dengan istirahat atau nitrogliserin. 



2.7 TIPE ANGINA
1. Angina Pektoris Stabil
Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat berdilatasi untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen meningkat. Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolah raga atau naik tangga.
Ø   Berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen niokard.
Ø  Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
Ø  Durasi nyeri 3 – 15 menit.

2. Angina Pektoris Tidak Stabil (Angina pra infark; Angina kresendo)
Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal, dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit arteri koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung. Hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang ditandai oleh trombus yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.
Ø  Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
Ø  Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
Ø  Kurang responsif terhadap nitrat.
Ø  Lebih sering ditemukan depresisegmen ST.
Ø  Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi.

3. Angina Prinzmental (Angina Varian: Istrahat)
Angina yang terjadi karena spasme arteri koronaria. Berhubungan dengan risiko tinggi terjadinya infark.
Ø  Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.
Ø  Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.
Ø  EKG menunjukkan elevasi segmen ST.
Ø  Cenderung berkembang menjadi infark miokard akut.
Ø  Dapat terjadi aritmia.

4. Angina Nokturnal
Nyeri terjadi saat malam hari,biasanya saat tidur dan dapat dikurangi dengan duduk tegak. Biasanya akibat gagal ventrikel kiri.

5. Angina Refrakter atau Intraktabel
Angina yang sangat berat sampai tidak tertahankan.

6. Angina Dekubitus
Angina saat berbaring.

7. Iskemia tersamar
Terdapat bukti obyektif iskemia (seperti tes pada stress) tetapi pasien tidak menunjukkan gejala.

2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Elektrokardiogram
Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard pada masa lampau. Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T menjadi negatif.

• Foto Rontgen Dada
Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta.

• Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pectoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut maka sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti hiperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yang juga merupakan faktor risiko bagi pasien angina pectoris.

• Uji Latihan Jasmani
Karena pada angina pectoris gambaran EKG seringkali masih normal, maka seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill atau sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung maksimal atau submaksimal dan selama latihan EKG di monitor demikian pula setelah selesai EKG terus di monitor. Tes dianggap positif bila didapatkan depresi segmen ST sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih bila disamping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan besar pasien memang menderita angina pectoris.
Di tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan dengan cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan sesudah melakukan latihan tersebut.

• Thallium Exercise Myocardial Imaging
Pemeriksaan ini dilakukan bersama-sama ujian latihan jasmani dan dapat menambah sensifitas dan spesifitas uji latihan.thallium 201 disuntikkan secara intravena pada puncak latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan scanning jantung segera setelah latihan dihentikan dan diulang kembali setelah pasien sehat dan kembali normal.
Bila ada iskemia maka akan tampak cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia pada waktu latihan dan menjadi normal setelah pasien istirahat. Pemeriksaan ini juga menunjukkan bagian otot jantung yang menderita iskemia.


2.9 TERAPI FARMAKOLOGI
a.      Terapi Farmakologi.
Nitrogliserin
 Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia dan mengurangi nyeri angina.
 Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer.
Dengan pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anter terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anteriol sistemik dan menyababkan penurunan tekanan darah (afterload). Semuanya itu berakibat pada penurunan kebutuhan oksigen jantung, menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplai dan kebutuhan.
Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (sublingual) atau di pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.
Penyekat Beta-adrenergik.
Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain : atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol.
Nitrat dan Nitrit
Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8 – 12jam. Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin.


Kalsium Antagonis
Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis juga menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.

b.      Terapi Non Farmakologis
Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigenjantung antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembuluhdarah. Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius.

2.10 PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dapat dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angiosplasti koroner transluminar perkutan (PCTA = percutaneous transluminal coronary angioplasty). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.
Tiga teknik utama yang menawarkan penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat intrakoroner untuk meningkatkan aliran darah, penggunaan laser untuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkutan untuk mengangkat obstruksi. Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil akhir yang dicapai oleh salah satu atau seluruh teknik di atas, melalui bedah pintas koroner dan PTCA sedang dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk mengurangi gejala dan kemunduran proses angina yang diderita pasien.




























BAB 3. PROSES KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Angina Pektoris

3.1 Pengkajian
Perawat mengumpulkan informasi tentang seluruh segi aktivitas pasien, terutama mereka yang ditemukan beresiko mengalami serangan jantung atau nyeri angina. Pertanyaan yang sesuai mencakup:
Ø  Kapan cenderung terjadi serangan? Setelah makan? Setelah melakukan aktivitas tertentu? Setelah melakukan aktivitas secara umum? Setelah mengunjungi anggota keluarga atau teman-teman?
Ø  Bagaimana pasien menggambarkan nyerinya?
Ø  Apakah awitan nyeri mendadak atau bertahap?
Ø  Bagaimana hal itu terjadi dalam berapa detik? Menit? Jam?
Ø  Apakah kualitas nyeri menetap atau terus-menerus?
Ø  Apakah rasa nyaman disertai dengan gejala seperti perspirasi yang berlebihan, sedikit sakit kepala, mual, palpitasi dan napas pendek?
Ø  Berapa menit nyeri berlangsung setelah minum notrogliserin?
Ø  Bagaimana nyeri berkurang ?

3.2 Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan utama untuk klien ini mencakup yang berikut:
Ø  Nyeri berhubungan dengan iskemia miokardium
Ø  Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian
Ø Kurang pengetahuan tentang sifat dasar penyakit dan metode untuk menghindari komplikasi
Ø  Potensial terjadi ketidakpatuhan terhadap terapuitik berhubuangan dengan tidak mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai.
Ø  Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.

3.3 Intervensi dan Implementasi
Tujuan utama mencakup mencegah nyeri, mengurangi cemas, menghindari salah paham terhadap sifat dasar penyakit dan perawatan yang diberika, mematuhi program perawatan diri dan mencegah komplikasi.
1.      Nyeri berhubungan dengan iskemia miokardium
Intervensi :
Ø  Kaji gambaran dan faktor-faktor yang memperburuk nyeri.
Ø  Letakkan klien pada istirahat total selama episode angina (24-30 jam pertama) dengan posisi semi fowler.
Ø  Observasi tanda vital tiap 5 menit setiap serangan angina.
Ø  Ciptakanlingkunan yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.
Ø  Berikan makanan lembut dan biarkan klien istirahat 1 jam setelah makan.
Ø  Tinggal dengan klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas.
Ø  Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.
Ø  Kolaborasi pengobatan.

2.      Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian
Intervensi :
Ø  Jelaskan semua prosedur tindakan.
Ø  Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut.
Ø  Dorong keluarga dan teman utnuk menganggap klien seperti sebelumnya.
Ø  Beritahu klien program medis yang telah dibuat untuk menurunkan/membatasi serangan akan datang dan meningkatkan stabilitas jantung.
Ø  Kolaborasi.

3.      Kurang pengetahuan tentang sifat dasar penyakit dan metode untuk menghindari komplikasi
Intervensi :
Ø  Tekankan perlunya mencegah serangan angina.
Ø  Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina.
Ø  Kaji pentingnya kontrol berat badan, menghentikan kebiasaan merokok, perubahan diet dan olah raga.
Ø  Tunjukkan/ dorong klien untuk memantau nadi sendiri selama aktifitas, hindari tegangan.
Ø  Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina.
Ø  Dorong klien untuk mengikuti program yang telah ditentukan.

4.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.
Intervensi :
Ø  Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman.
Ø  Berikan periode istirahat adekuat, bantu dalam pemenuhan aktifitas perawatan diri sesuai indikasi.
Ø  Catat warna kulit dan kualittas nadi.
Ø  Tingkatkan katifitas klien secara teratur.
Ø  Pantau EKG dengan sering.

Intervensi keperawatan
Pencegahan Nyeri. Pasien harus memahami gejala kompleks dan harus menghindrari aktivitas yang diketahui akan menyebabkan nyeri angina seperti latihan mendadak, pajanan terhadap dingin, dan kegembiraan emosional.belajar untuk merubah, menyesuaikan dan beradaptasi terhadap stres tersebut amatlah penting.

Bagi pasien yang serangannya terutama terjadi pada pagi hari, perlu dilakukan pembuatan jadwal kegiatan sehari-hari. Idealnya kegiatan tidak dilakukan terburu-buru in dilakukan sepanjang hari, sehingga semua tugas dan perjanjian yang direncanakan dapat dijalankan tanpa rasa tertekan dan terburu-buru.

Mengurangi Kecemasan. Pasien-pasien ini biasanya mempunyai rasa takut akan kematian. Untuk pasien rawat inap, asuhan keperawatan direncanakan sedemikian rupa sehingga waktu dimana ia jauh dari tempat tidur diusahakan seminimal mungkin, karena perasaan takut akan meninggal tersebut sering dapat dikurangi dengan adanya kehadiran fisik orang lain.pasien rawat jalan harus diberikan informasi mengenai penyakitnya dan penjelasan mengenai pentingnya mematuhi petunjuk yang telah diberikan.
Penyuluhan Pasien dan Pendekatan Asuhan di Rumah. Program penyuluhan untuk pasien dengan angina dirancang untuk menjelaskan sifat dasar penyakit dan menunjukan data yang diperlukan untuk mengatur kembali kebiasaan hidup untuk mencapai tujuan sebagai berikut: mengurangi frekuensi dan beratnya serangan angina, memperlambat perkembangan penyakit yang mendasarinya, bila mungkin memberikan perlindungan dari komplikasi lain.

3.4 Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1. Bebas dari nyeri.
2. Menunjukkan penurunan kecemasan
a. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya.
b. Mematuhi semua aturan medis.
c. Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya berubah.
d. Menghindari tinggal sendiri saat terjadinya episode nyeri.
3. Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukkan tanda-tanda bebas dari komplikasi
a. Menjelaskan proses terjadinya angina
b. Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi
c. EKG dan kadar enzim jantung normal
d. Bebas dari tanda dan gejala infark miokardium akut


4. Mematuhi program perawatan diri
a. Menunjukkan pemahaman mengenai terapi farmakologi
b. Kebiasaan sehari-hari mencerminkan penyesuaian gaya hidup.




























BAB 4. KESIMPULAN

1. Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dadadi dearah sternum atau di bawah sternum (substernal) atau dada sebelah kiri yang khas, yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri, kadang-kadang dapat menjalar ke punggung, rahang, leher atau ke lengan kanan. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. (Prof. Dr.H.M.Sjaifoellah Noer,1996).

2. Faktor penyebab Angina Pektoris antara lain:
a. Ateriosklerosis
b. Spasmearterikoroner
c. Anemia berat
d. Artritis
e. Aorta Insufisiensi

3. Tipe Angina
a. Angina pektoris stabil
b. Angina Pektoris Tidak Stabil (Angina pra infark; Angina kresendo)
c. Angina Prinzmental (Angina Varian: Istrahat)
d. Angina Nokturnal
e. Angina Refrakter atau Intraktabel
f. Angina Dekubitus
g. Iskemia tersamar

4. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrokardiogram
b. Foto Rontgen Dada


c. Pemeriksaan Laboratorium
d. Uji Latihan Jasmani
e. Thallium Exercise Myocardial Imaging

5. Diagnosa yang dapat ditemukan, antara lain:
a. Nyeri berhubungan dengan iskemia miokardium
b. Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian
c. Kurang pengetahuan tentang sifat dasar penyakit dan metode untuk menghindari komplikasi
d. Potensial terjadi ketidakpatuhan terhadap terapuitik berhubuangan dengan tidak mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai.
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.

 KONSEP DASAR PENYAKIT ANGINA PECTORIS

1.      PENGERTIAN
 Angina pektoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai dengan episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat. (Smeltzer dan Bare, 2002 : 779)
 Angina pektoris adalah suatu sindrom kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. (Noer, Sjaifoellah, dkk. IPD, 1999 : 1082)

ü  Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler)

2.      ETIOLOGI
ü  Ateriosklerosis
Pemeriksaan yang dilakukan pada usia dewasa muda dibawah usia 34 tahun, dapat diketahui terjadinya atherosklerosis pada lapisan pembuluh darah (tunika intima) sebesar 50 % (28). Berdasarkan literatur yang ada hal tersebut banyak disebabkan karena kebiasaan merokok dan penggunaan kokain (29) serta diabetes mellitus dan dislipidemia yang dianggap merupakan faktor risiko dalam perkembangan lebih awal terjadinya atherosclerosis(30).
Arteri-arteri koroner mensuplai darah yang beroksigen pada otot jantung. Penyakit arteri koroner berkembang ketika kolesterol mengendap di dinding arteri, menyebabkan pembentukan senyawa yang keras dan tebal yang disebut plak kolesterol.
Akumulasi dari plak kolesterol dari waktu ke waktu menyebabkan penyempitan dari arteri-arteri koroner, proses yang disebut arteriosclerosis. Arteriosclerosis dapat dipercepat dengan merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol yang naik, dan diabetes. Ketika arteri-arteri koroner menjadi sempit lebih dari 50% sampai 70%, mereka tidak lagi memenuhi permintaan oksigen darah yang meningkat oleh otot jantung selama latihan atau stres. Kekurangan oksigen pada otot jantung menyebabkan nyeri dada (angina).

ü  Spasme arteri koroner
Dinding-dinding dari arteri-arteri dikelilingi oleh serat-serat otot. Kontraksi yang cepat dari serat-serat otot ini menyebabkan penyempitan yang tiba-tiba (spasm) dari arteri-arteri. Spasme dari arteri-arteri koroner mengurangi darah ke otot jantung dan menyebabkan angina. Angina sebagai akibat dari spasme (kekejangan) arteri koroner disebut "variant" angina atau Prinzmetal angina.
Prinzmetal angina secara khas terjadi waktu istirahat, biasanya di jam-jam pagi dini. Spasme dapat terjadi pada arteri-arteri koroner normal serta pada yang disempitkan oleh arteriosclerosis.
Spasme arteri koroner dapat juga disebabkan oleh penggunaan atau penyalahgunaan cocaine. Spasme dari dinding arteri yang disebbkan oleh cocaine dapat begitu signifikan sehingga ia sebenarnya dapat menyebabkan serangan jantung.

ü  Anemia berat
Istilah kurang darah mungkin sudah umum di telinga kita. Kurang darah yang dimaksud adalah anemia, kondisi di mana sel darah merah di dalam tubuh kita berada di bawah normal. Hal ini dapat dilihat dari kadar hemoglobin, untuk pria dewasa 13,5-17 g/dl, wanita dewasa 12-15 g/dl, ibu hamil 11-12 g/dl, bayi baru lahir 14-24 g/dl, dan anak-anak 11-16 g/dl.
Apa saja penyebab dari anemia ini? Penyebab paling umum dari anemia merupakan kekurangan zat gizi yang dibutuhkan dalam pembentukan eritrosis seperti zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Lainnya dipengaruhi dari beberapa kondisi lain seperti kelainan genetik, perdarahan, serta penyakit kornik.

Asupan makanan
Kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat serta vitamin C yang merupakan unsur pembentuk sel darah merah. Tahukah anda bahwa wanita sering mengalami kekurangan zat besi? Sekitar 20% dari wanita serta 50% dari wanita hamil mengalami kekurangan zat besi. Faktor lain seperti kekurangan vitamin B12 dapat disebabkan dari kurangnya konsumsi sumber vitamin B12 seperti dari protein hewani.
Selain itu asam folat yang berasal dari sayuran atau hati juga berperan dalam pembentukan sel darah merah. Zat besi penting untuk produksi hemoglobin. Anemia karena kekurangan zat besi dapat disebabkan karena asupan makanan miskin zat besi atau hilangnya zat besi dalam jumlah banyak dari tubuh. Perempuan pada masa pubertas yang baru saja mulai memiliki periode menstruasi berada pada risiko kehilangan darah berlebih dan menderita anemia defisiensi zat besi.
Dalam proses penyerapan makanan pun ternyata ada yang bersifat sebagai penghambat penyerapan zat besi seperti makanan yang mengandung fitat (bayam) dan polifenol (kopi, teh, kacang). Kandungan lain yang dapat mempercepat penyerapan dari zat besi adalah vitamin C, serta protein hewani.

Kehilangan darah berlebihan
Beberapa kondisi yang menyebabkan kehilangan darah berlebihan antara lain pada pasien dengan hemofilia yang terjadi masalah pada kemampuan pembekuan darah. Pendarahan yang bersifat kronis misalnya pada penyakit inflamasi usus (Inflammatory Bowel Disease) atau kanker usus.


Pada kasus pendarahan dari tukak lambung juga dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Umumnya tukak lambung berkaitan dengan riwayat penggunaan obat nyeri seperti NSAID (Aspirin, Ibuprofen). Pada wanita, menstruasi pun juga dapat menjadi penyebab kehilangan darah dan anemia.

Produksi sel darah merah yang berkurang
Produksi sel darah merah dapat berkurang pada beberapa kondisi seperti anemia aplastik yakni kondisi di mana sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah merah yang cukup. Infeksi virus, paparan bahan kimia, radiasi, antibiotik, obat anti kejang atau dalam perawatan kanker dapat menyebabkan anemia aplastik.

Penghancuran sel darah merah berlebihan
Anemia hemolitik merupakan keadaan dimana sel darah merah hancur secara prematur. Normalnya masa hidup sel darah merah berusia 120 hari. Pada anemia hemolitik durasi masa hidup sel darah merah berkurang. Penyakit hemolitik anemia dapat diturunkan misalnya karena thalasemia, penyakti Defisiensi G6PD, serta anemia sel sabit. G6PD merupakan suatu enzim yang berperan dalam proses pembentukan dan perombakan sel darah merah dan pencegahan hemolisis pada eritrosit.

Kondisi tertentu penyebab anemia
Pada kondisi hamil, umumnya akan mengalami anemia, karena adanya peningkatan kebutuhan dari zat besi, asam folat. Kondisi lain seperti gagal ginjal kronis, sehubungan dengan salah satu komponen dari sel darah meraha ada erythropoietin dihasilkan dari ginjal, maka hal ini akan mengganggu produksi sel darah merah. Kondisi lain seperti infeksi parasit (cacing tambang atau schistosomiasis) juga dapat menyebabkan anemia. Keganasan seperti leukemia menjadi penyebab dari anemia.

Penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa serta SLE juga dapat menyebabkan kondisi kekurangan sel darah merah. Penyakit lain seperti malabsorpsi yang berkaitan dengan gangguan penyerapan pada saluran cerna seperti pada penyakit coeliac atau operasi pengangkatan bagian dari lambung (gastrektomi).
Penatalaksanaan dari anemia harus kembali lagi berdasarkan penyebab dari kekurangan sel darah merah. Selain itu perlu diperhatikan kondisi status nutrisi dari si anak serta faktor komorbid lain misalnya akan adanya infeksi dari cacing cambuk atau cacing pita dapat ditambahkan obat seperti Mebendazol.
Bila kondisi anemia sudah menahun dan menyebabkan anemia berat dan membutuhkan transfusi (dewasa Hb < 7 g/dl dan anak Hb < 4 g/dl) maka transfusi darah dapat dipertimbangkan. Pada anak bila Hb pada rentang 4-6 g/dl namun disertai dengan gejala lain seperti dehidrasi, syok, gangguan kesadaran, pernafasan, malaria, atau gagal jantung, transfusi darah juga dapat dipertimbangkan.
Anemia merupakan suatu kondisi yang tidak dapat dianggap mudah, karena sel darah merah itu sendiri berperan penting dalam metabolisme tubuh. Bila anda sudah mulai mengalami keluhan seperti kulit memucat, mudah lelah, sulit konsentrasi, atau memiliki beberapa riwayat kondisi tertentu, tidak ada salahnya anda memeriksakan diri anda ke fasilitas kesehatan terdekat.

ü  Artritis
Menurut Prof. Handono, anemia dan penyakit jantung adalah dua diantara komplikasi sistemik yang umum mempengaruhi penderita arthritis rematoid. “ 30%  pasien penyakit arthritis rematoid menderita anemia yang dapat mengalami kelelahan dan fatigue. Selain kekakuan sepanjang hari dan rasa sakit, kelelahan sehari-hari adalah masalah yang paling umum terjadi pada penderita penyakit arthritis rematoid.

Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa kemungkinan alasan mengapa penyakit jantung lebih sering terjadi pada orang dengan rheumatoid arthritis:

- Peradangan kronis yang disebabkan oleh rheumatoid arthritis menyebabkan arteri mengeras dan merusak sistemik lainnya hingga sistem peredaran darah.
- Obat yang diambil untuk mengobati gejala rheumatoid arthritis, seperti kortikosteroid, juga dapat membahayakan kesehatan jantung dari waktu ke waktu.

(Kortikosteroid Ini adalah obat anti inflamasi yang berhubungan dengan cortisolsteroid yang diproduksi secara alami di dalam tubuh yang bekerja untuk memerangi peradangan. Namun, efek samping penggunaan glukokortikoid yang meliputi hiperglikemia, osteoporosis, hipertensi, berat badan, katarak, masalah tidur, kehilangan otot, dan kerentanan terhadap infeksi, membatasi penggunaannya.)
- Orang dengan rheumatoid arthritis dapat mengalami kelebihan berat badan, yang akan meningkatkan resiko penyakit jantung
Hasil studi klinis pada obat Tocilizumab dilakukan selama 24 minggu dan menunjukkan bahwa 85 persen dari peserta studi mencapai kesembuhan. Peneltiian ini menunjukkanmanfaat Tocilizumab bagi pasien reumatoid artritis dengan efikasi tinggi dan profil keamanan yang toleran. Sebagai kelanjutan studi tersebut, terapi Tocilizumab telah mendapat persetujuan dari BPOM dan kini telah tersedia bagi pasien di Indonesia.
Reumatoid artritis termasuk penyakit autoimun yang menyerang persendian tulang. Penyakit autoimun terjadi adanya kegagalan antibodi untuk mengenali sel tubuhnya sendiri dan merusaknya karena dianggap sebagai benda asing. Namun meskipun begitu, penyebab pasti dari artritis reumatoid sampai saat ini belum diketahui dan disembuhkan. Tapi diketahui bahwa penghancuran sendi pada pasien artritis reumatoid terjadi awal mulainya penyakit.

Ada beberapa jenis penanganan untuk pasien artritis rematoid. Beberapa hanya menangani tanda dan gejalanya, yang lain bertujuan memodifikasi perjalanan penyakit dan dampak negatif dari efek sistemik artritis rematoid seperti kelelahan dan anemia.

Obat-obatan artritis rematoid saat ini terbagi dalam dua jenis. Untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan pada sendi, serta obat untuk memperlambatproses penyakit.

Jika pengobatan sebelumnya memberikan dampak lelah, demam, anemia, dan keropos tulang,
 tocilizumab bekerja dengan cara berbeda dan membuat pasien lebih nyaman dan efektif. Tocilizumab bekerja menghambat protein Inter Leukin-6 (IL-6) yang berlebihan dalam tubuh.

Meningkatnya kadar IL-6 disebabkan adanya saraf yang salah dan belum diketahui penyebab yang pasti. Tetapi diketahui kadar IL-6 yang berlebihan mencegah penyerapan zat besi dari makanan dan pelepasan zat besi dari simpanan di makrofag. Peningkatan konsentrasi IL-6 juga berhubungan dengan kelelahan.

Dengan penghambatan reseptor IL-6,
 tocilizumab memiliki efek yang cepat, poten, dan komprehensif dalam terapi reumatoid artritis dengan efikasi dan tingkat remisi tinggi yang konsisten, monoterapi yang unik, dan superior dibanding dengan pengobatan sebelumnya

ü  Aorta Insufisiensi
Insufisiensi aorta adalah kondisi dimana katup aorta tidak menutup secara efisien sehingga memungkinkan darah bocor kembali ke ruang jantung ventrikel kiri. Dengan demikian, darah yang dipompa oleh jantung melalui katup aorta ke dalam aorta bocor kembali ke jantung karena katup aorta gagal untuk menutup dengan benar. Berbagai penyakit dapat menyebabkan katup aorta berfungsi tidak semestinya. Jika kebocoran signifikan, kerusakan otot jantung dapat terjadi, sehingga diperlukan penggantian katup aorta.

3.      EPIDEMIOLOGI
Di AS kurang lebih 50 % dari penderita jantung koroner ( PJK ) mempunyai manifestasi angina pectoris, jumlah angina pectoris sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insiden angina pectoris pertahun pada penderita di atas 3 th sebesar 213 penderita / 100.000 penduduk.







4.      FAKTOR PREDISPOSISI
  Dapat Diubah (dimodifikasi)
a.      Diet (hiperlipidemia)
Pengertian Hiperlipidemia
Hiperlipidemia (<>iHyperlipoproteinemia adalah tingginya kadar lemak (kolesterol, trigliserida maupun keduanya) dalam darah. Ini  merupakan faktor resiko penyebab atherosclerosis, yang pada akhirnya angina pectoris dan infark myocard.
Penyebab Penyakit Hiperlipidemia
Hiperlipidemia merupakan akibat dari konsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung cholesterol dan lemak, misalnya daging, keju, telur, dan  udang, karena  tubuh memproduksi terlalu banyak lipid, atau keduanya.
Kadar lipoprotein, terutama kolesterol LDL, meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi, tetapi setelah menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat.

Faktor lain yang menyebabkan tingginya kadar lemak tertentu (misalnya VLDL dan LDL) adalah:
Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
Obesitas
Diet kaya lemak
Kurang melakukan olah raga
Penggunaan alkohol
Merokok
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
Sebagian besar kasus peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol total bersifat sementara dan tidak berat, dan terutama merupakan akibat dari makan lemak.
Pembuangan lemak dari darah pada setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda. Seseorang bisa makan sejumlah besar lemak hewani dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total lebih dari 200 mg/dL, sedangkan yang lainnya menjalani diet rendah lemak yang ketat dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total dibawah 260 mg/dL.
Perbedaan ini tampaknya bersifat genetik dan secara luas berhubungan dengan perbedaan kecepatan masuk dan keluarnya lipoprotein dari aliran darah. 
Makanan/Minuman  Pantangan Hiperlipidemia
Cukup banyak makanan yang menjadi pantangan bagi penderita Hiperlipidemia, sebab Hiperlipidemia sendiri adalah penyakit yang awal timbulnya karena pola makan yang tidak benar, Terutama yang harus dihindari adalah makanan yang banyak mengandung lemak.walaupun seperti itu juga tidak berarti penderita Hiperlipidemia sama sekali tidak boleh makan. Yang penting di perhatikan adalah pola makan seimbang  yang harus di atur dengan mengikuti diet khusus.

b.        Rokok
Merokok memiliki efek berbahaya pada jantung. Berikut ini adalah efek dari merokok pada jantung : Peningkatan trombogenesis dan vasokonstriksi (termasuk spasme arteri koroner)
Peningkatan tekanan darah dan denyut jantung.
Provokasi aritmia jantung.
Peningkatan kebutuhan oksigen miokard.
Penurunan kapasitas pengangkutan oksigen.
Risiko terjadinya PJK akibat merokok turun menjadi 50 % setelah satu tahun
berhenti merokok dan menjadi normal setelah 4 tahun berhenti. Rokok juga
merupakan faktor risiko utama dalam terjadinya : penyakit saluran nafas,
saluran pencernaan, cirrhosis hepatis, kanker kandung kencing dan penurunan kesegaran jasmani.
a.       Aterosklerosis
Merokok menyebabkan aterosklerosis. Dalam aterosklerosis arteri menebal dan mengeras bisa karena penyimpanan zat lemak, disebut plak dan kolesterol. Hal ini membuat arteri sempit dan membatasi aliran darah ke jantung. Merokok, meningkatkan pembangunan dari plak dan kolesterol karena adanya racun dan racun dalam darah, mempercepat proses aterosklerosis. Aterosklerosis akhirnya menyebabkan penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit arteri. Penyumbatan pembuluh darah koroner terjadi akibat adanya proses ateroskelosis, yang diawali dengan penimbunan lemak pada lapisan-lapisan pembuluh darah tersebut. Proses aterosklerosis sebenarnya sudah dimulai sejak masa kanak kanak,
b.      tetapi baru manifes pada usia dewasa, usia pertengahan atau usia lanjut.
c.       Seranganjantung
Merokok menyebabkan suplai darah tidak memadai karena efek dari karbon monoksida dikeluarkan dari asap tembakau. Karena tubuh membutuhkan suplai oksigen yang cukup, jantung perlu bekerja lebih cepat. Hal ini menyebabkan stres pada jantung yang akhirnya menyebabkan angina atau serangan jantung mendadak.
d.      Angina
Merokok mengganggu pasokan darah ke jantung. Proses ini disebut angina. Gejala angina, yang tidak menyebabkan kematian, termasuk sesak dan nyeri dada.
e.       Kelumpuhan jantung
f.       Merokok meningkatkan tekanan darah tinggi karena nikotin dalam tembakau mengangkat tekanan darah. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan gagal jantung.
g.      Berhenti merokok secara signifikan dapat mengurangi risiko terkena salah satu penyakit di atas. Berikut adalah manfaat dari berhenti merokok :
h.      Proses aterosklerosis melambat sekali ketika perokok berhenti merokok. Jadi darah tidak tersumbat lagi. Selain itu, oksigen dan darah melewati arteri lebih bebas dan lebih mudah. Ini mengurangi stres pada jantung. Kadar kolesterol berkurang setelah berhenti merokok. Menurunkan tekanan darah tinggi setelah berhenti merokok. Hal ini membuat hati mereka sehat

c.       Hipertensi
Tekanan darah tinggi memiliki hubungan erat dengan angina pectoris. Hipertensi yang terjadi dalam waktu yang lama dapat menyebabkan pembentukan plak di arteri koroner (pembuluh darah pada jantung). Pembentukan plak akan membuat sirkulasi darah di jantung mengalami gagguan
Hal ini juga sering disebut sebagai silent killer karena dapat merusak jantung. Penyakit ini dapat menyebabkan pengerasan arteri atau aterosklerosis, dan untuk jangka panjang dapat menyebabkan gagal jantung.
Sampai saat ini penyebab pasti dari tekanan darah tinggi belum diketahui. Beberapa faktor mungkin dapat memicu tekanan darah seperti merokok, kelebihan berat badan atau obesitas, kurangnya aktivitas fisik, terlalu banyak garam dalam makanan, alkohol, stres, usia, genetika, riwayat hipertensi pada keluarga, penyakit ginjal,dan gangguan tiroid.
Sebagian besar penderita tekanan darah tinggi sangat sensitif terhadap garam. Ini artinya apabila kandungan garam dalam asupan makanan melebihi kebutuhan, akan meningkatkan tekanan darah secara signifikan. Hal ini dapat terjadi karena kelebihan natrium dalam pembuluh darah dapat mempengaruhi kekentalan darah dan memicu kontraksi pembuluh darah.
Pembuluh darah yang tinggi juga memiliki hubungan erat dengan penyakit ginjal. Seperti diketahui, ginjal berfungsi untuk menyaring darah. Jika ginjal gagal dalam menyaring darah, dapat meningkatkan kandungan mineral tertentu di dalam darah. Tingginya kandungan mineral tertentu dalam darah akan menyebabkan kontraksi pembuluh darah dan menaikan tekanan darah. Jika berlangsung dalam jangka panjang mineral dapat bercampur dengan kolesterol dan membentuk plak di arteri koroner. Hal ini menghambat aliran darah pada arteri koroner dan memicu angina danseranganjantung

d.      Stress
berdasarkan penelitian, stres dapat menyebabkan penyempitan arteri dan ini menurunkan aliran darah. Penyempitan yang berarti bahkan dapat terlihat pada arteri yang terkena penyakit ringan. Penelitian lain mengesankan bahwa stres berat dapat menyebabkan pecahnya dinding arteri yang memicu serangan jantung. Mengindari stress cara yang ampuh menghindari penyebab penyakit jantung Stres, baik fisik maupun mental merupakan faktor risiko untuk PJK. Pada masa sekarang, lingkungan kerja telah menjadi penyebab utama stress dan terdapat hubungan yang saling berkaitan antara stress dan abnormalitas metabolisme lipid. Disamping itu juga stres merangsang sistem kardiovaskuler dengan dilepasnya catecholamine yang meningkatkan kecepatan denyut jantung dan menimbulkan vaso konstriksi.
Penelitian yang dilakukan terhadap 1000 pasien yang mengalami serangan jantung dengan melihat sifat dan respon individu terhadap stress, tampaknya berhubungan dengan risiko peningkatan penyakit jantung. Beberapa ilmuwan mempercayai bahwa stress menghasilkan suatu percepatan dari proses atherosklerosis pada arteri koroner.
Perilaku yang rentan terhadap terjadinya penyakit koroner (kepribadian tipe A) antara lain sifat agresif, kompetitif, kasar, sinis, keinginan untuk dipandang, keinginan untuk mencapai sesuatu, gangguan tidur, kemarahan di jalan, dan lain-lain.
Baik ansietas maupun depresi merupakan predictor penting bagi PJK.

e.       Obesitas
Dampaknya
Beberapa studi menunjukkan sebagai berikut bahwa risiko yang paling rendah untuk penyakit jantung, DM, dan beberapa jenis kanker adalah mereka yang mempunyai nilai IMT 21-25, risiko meningkat sedikit jika nilai IMT 25-27,. risiko nyata jika IMT 27-30, risiko sangat menonjol jika IMT >30.
Pada umumnya, obesitas dapat memperberat penyakit dengan beberapa cara :  
Perubahan metabolisme : Akibat lemak yang meningkat, sel sel lemak membesar dan menghasilkan sejumlah zat2 kimia yang meningkatkan risiko untuk mendapat penyakit, seperti DM, hipertensi, batu empedu, dan beberapa jenis kanker.
Meningkatnya massa : meningkatnya BB menyebabkan gangguan struktur tubuh yang mengakibatkan kerusakan sel dan penyakit, termasuk osteoartritis dan sleep apnea.
Jenis sel lemak yang berbahaya : lemak yang terdistribusi pada daerah perut dan bahagian atas dari tubuh menyebabkan risiko kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lemak yang tersebar dalam bentuk buah pir disekitar paha dan panggul.



Penyakit jantung dan strok
Mereka dengan IMT paling sedikit 30 mempunyai 50-100% peningkatan risiko kematian dibandingkan mereka dengan IMT 20-25.  Obesitas tipe buah apel mempunyai risiko hampir 3 kali untuk menderita penyakit jantung dibandingkan dengan BB normal. Meningkatnya lemak pada daerah perut secara spesifik dihubungkan dengan kekakuan pembuluh darah aorta, yaitu pembuluh darah arteri utama yang memberikan darah ke organ-organ tubuh.
Gangguan lemak darah (Dislipidemia)
Efek obesitas pada kadar kolesterol adalah kompleks. Walaupun obesitas tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan kadar kolesterol, tetapi  kadar trigliserida (TG) biasanya tinggi sedang kolesterol baik (HDL) cenderung menurun yang keduanya menyebabkan penyakit jantung.
f.       Kurang aktifitas
Pada latihan fisik akan terjadi dua perubahan pada sistem kardiovaskuler,
yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi aliran darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Aktivitas aerobik secara teratur menurunkan risiko PJK, meskipun hanya 11 % laki-laki dan 4 % perempuan memenuhi target pemerintah untuk berolah raga. Disimpulkan juga bahwa olah raga secara teratur akan menurunkan tekanan darah sistolik, menurunkan kadar katekolamin di sirkulasi, menurunkan kadar kolesterol dan lemak darah, meningkatkan kadar HDL lipoprotein, memperbaiki sirkulasi koroner dan meningkatkan percaya diri. Pada latihan fisik akan terjadi dua perubahan pada sistem kardiovaskuler, yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi aliran darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Aktivitas aerobik secara teratur menurunkan risiko PJK, meskipun hanya 11 % laki-laki dan 4 % perempuan memenuhi target pemerintah untuk berolah raga. Disimpulkan juga bahwa olah raga secara teratur akan menurunkan tekanan darah sistolik, menurunkan kadar katekolamin di sirkulasi, menurunkan kadar kolesterol dan lemak darah, meningkatkan kadar HDL lipoprotein, memperbaiki sirkulasi koroner dan meningkatkan percaya diri.


g.      Diabetes Mellitus
Jantung berperan dalam mengedarkan darah ke seluruh organ tubuh. Apabila darah semakin mengental akibat tingginya kadar gula dalam darah, maka dapat menyebabkan jantung harus bekerja ekstra keras untuk memompa darah. Akibatnya pada pasien diabetes, muncul gejala jantung berdebar-debar, perasaan mudah lelah meskipun tidak melakukan aktivitas yang berat. Kondisi ini diperparah jika penderita diabetes mempunyai timbunan lemak pada jantung. Selain menyebabkan gangguan pada jantung juga dapat menyebabkan penyakit hipertensi.

h.      Pemakaian kontrasepsi oral
Kelainan Vaskular
Kelainan yang paling serius yang dijumpai berhubungan dengan peng-gunaan pil KB ialah tromboflebitis, emboli paru dan serebrovaskular trombosis. Insiden tromboemboli 5-10 kali lipat pada ibu-ibu yang minum pil KB. Penyebab tromboflebitis ini belum diketahui. Ibu-ibu dengan golongan darah 0 mempunyai kemungkinan untuk men-derita efek samping vaskular ini lebih kecil dibandingkan ibu dengan golongan darah A, B, dan AB.
Penggunaan kontrasepsi oral meningkatkan risiko PJK sekitar tiga kali lipat tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa risiko dengan preparat generasi ketiga terbaru lebih rendah. Terdapat hubungan sinergis antara penggunaan kontrasepsi oral dan merokok dengan risiko relatif infark miokard lebih dari 20 : 1.
Faktor risiko kardiovaskuler mayor serupa pada kedua jenis kelamin, tetapi pria biasanya menderita PJK 10 sampai 15 tahun lebih awal daripadawanita. Hingga berusia 60 tahun, di Amerika Serikat, hanya 1 dari 17 wanita yang sudah mengalami kelainan koroner, sedangkan pria 1 dari 5. Sesudah usia 60 tahun, PJK menjadi penyebab utama kematian wanita, sama dengan pria Depresi Dalam derajat tertentu, depresi dapat terjadi pada 6% ibu dan mungkin memerlukan penghentian penggunaan pil KB.


Peningkatan Tekanan Darah
Beberapa pasien menunjukkan peningkatan tekanan darah selama mendapat pil KB.

  Tidak dapat diubah
a.       Usia
Umur, makin tua risiko makin besar
b.      Jenis Kelamin
pria mempunyai risiko lebih tinggi dari pada wanita (wanita risikonya meningkat sesudah menopouse) Seorang Wanita di bawah usia 50 tahun memiliki resiko lebih rendah dibandingkan dengan Pria / laku laki pada kelompok usia yang sama. Tetapi Setelah mengalami menopause, resiko seorang wanita bertambah karena penurunan dari hormon estrogen yang bersifat melindungi. Jadi Salah satu penyebab penyakit jantung adalah Faktor usia dan kelamin. Sebelum berusia 40 tahun, perbedaan kejadian PJK antara pria dan wanita adalah 8 : 1, dan setelah usia 70 tahun perbandingannya adalah 1 : 1. Pada pria insiden puncak manifestasi klinik PJK adalah pada usia 50 – 60 tahun, sedangkan pada wanita pada usia 60 – 70 tahun.(33) Pada wanita PJK terjadi sekitar 10-15 tahun lebih lambat daripada pria dan risiko meningkat secara drastis setelah menopouse.

c.                   Ras
Pada kelompok masyarakat kulit putih maupun kulit berwarna, laki-laki mendominasi kematian akibat PJK, tetapi lebih nyata pada kulit putih dan lebih sering ditemukan pada usia muda dari pada usia lebih tua. Onset PJK pada wanita kulit putih umumnya 10 tahun lebih lambat disbanding pria, dan pada wanita kulit berwarna lebih lambat sekitar 7 (tujuh) tahun. Insidensi kematian dini akibat PJK pada orang Asia yang tinggal di Inggris lebih tinggi dibandingkan dengan populasi lokal dan juga angka yang rendah pada ras Afro-Karibia.



d.      Herediter
Beberapa Penelitian menunjukkan bahwa jika terdapat riwayat gangguan jantung dalam keluarga baik dari keluarga wanita atau keluarga pria, keturunan mereka lebih cenderung mengembangkan problem yang serupa yaitu penyakit jantung.

Faktor familial dan genetika mempunyai peranan bermakna dalam patogenesis PJK, hal tersebut dipakai juga sebagai pertimbangan penting dalam diagnosis, penatalaksanaan dan juga pencegahan PJK.(58) Penyakit jantung koroner kadang-kadang bisa merupakan manifestasi kelainan gen tunggal spesifik yang berhubungan dengan mekanisme terjadinya aterosklerotik. Gen khusus yang dimiliki seseorang dan terjadinya mutasi genetic yang berpengaruh kuat terhadap metabolisme kolesterol

Faktor Pencetus Serangan
Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain :
ü  Emosi atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, mengakibatkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah, dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat.
ü  Kerja fisik terlalu berat dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung
ü  Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk suplai jantung. (pada jantung yang sudah sangat parah, pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri angina semakin buruk).
ü  Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokonstriksi dan peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen. (Smeltzer dan Bare, 2002 : 779).



















1 komentar:

  1. Meneladan berbagai penyelidikan disaat yg dibutuhkan seorang laki laki terhadap menggerapai klimaks merupakan seputar 5 sampai 7 menit. Sementara perempuan umumnya mereka membutuhkan ketika buat menjangkau kesudahan orgasme celah 12 hingga 15 menit. Logika yang mampu kita ambil dari penyelidikan ini yakni kala kita sanggup merasakan dan menikmati sensasi ketika bersambung dekat kala 3 menit.

    pasti ketika merasakannya 5 menit bakal terasa lebih melampiaskan terlebih jikalau kita bisa merasakan dan menikmati sensasi tersebut selama 10 menit atau lebih, tentu dapat jauh lebih membebaskan masih

    elemen ini dapat diraih dgn business dan latihan, apabila memang lah kamu menginginkan pasangan anda merasakan sensasi pertalian kian hingga mengerang dan merasakan ketegangan intens. Namun pasti factor ini tidak sepertinya dapat kamu melaksanakan bila mewarisi ejakulasi dini.

    bila pertanyaan masih belum sanggup terpecahkan serta-merta menghubungi dokter spesialis andrologi Klinik apollo pada wawancara lebih lanjut di Hotline No. (021)-62303060.

    Pencegahan Kulup panjang di Klinik | sirkumsisi Jakarta

    Ejakulasi dini dan pencegahannya | Klinik kelamin di Jakarta

    Konsultasi Dokter klinik | Free Consultasion

    BalasHapus