Featured Video

Selasa, 09 April 2013

Kelainan Katub Jantung


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit katup jantung dahulu di anggap sebagai penyakit yang hampir pasti di sebabkan oleh reumatik. Demam reumatik hanya timbul bila terjadi respon antibodi atau imunologi yang bermakna terhadap infeksi streptokok sebelumnya. Sekitar 3% infeksi streptokok pada faring dalam waktu 2-4 minggu akan di ikuti oleh serangan demam reumatik. serangan awalnya sering di temukan pada masa kanak-kanak dan awal masa remaja. Insiden infeksi streptokok yang menyebabkan demam reumatik, dianggap sebagai faktor predisposisi yang memiliki hubungan langsung dengan perkembangan dan transmisi infeksi; faktorpredisposisi utama lainnya adalah faktor sosio ekonomi, seperti situasi kehidupandan kemungkinan untuk mendapatkan perawatan, medis dan antibiotik. Insiden tertinggi penyakit katup adalah pada katup mitralis di ikuti katupaorta. Kecenderungan menyerang katup-katup jantung kiri di kaitkan dengan tekanan hemodinamik yang relatif lebih besar pada katup-katup ini. Dikatakanbahwa tekanan hemodinamik akan meningkatkan derajat perubahan bentuk yang dialami oleh katup tersebut. Insiden penyakit trikuspidalis lebih rendah, penyakit katup pulmonalis jarang terjadi. Penyakit pada katup trikuspidalis atau pulmonalis biasanya disertai lesi pada katup lainnya, sedangkan pada katup aorta atau mitralis sering didapatkan sebagai lesi tersendiri. Lesi-lesi katup tertentu dapat menunjukkan keadaan apa yang menjadi penyebabnya. Misalnya, stenosis mitralis tunggal biasanya karena reumatik, sedangkan stenosis aorta murni biasanya akibat kalsivikasi premature dan degenerasi dari katup bikuspid kongenital. Lesi katup pulmonalis atautrikuspidalis tunggal hampir pasti disebabkan oleh cacat kongenital. Lesi katup gabungan disebabkan oleh reumatik. Dari berbagai paparan di atas, bahwa pada penyakit katup jantung merupakan komponen miokard penyakit katup jantung, sampai saat ini,merupakan penyebab utama mortalitas, perbaikan atau penggantian dini katup pada pasien resiko rendah telah menghasilkan preservasi fungsi miokard dengan
tingkat ketahanan hidup jangka panjang yang lebih baik. Maka kami dalam
 penyusunan makalah ini mengambil judul “Kelainan Katup Jantung
danPenatalaksanaannya
”. Dan diharapkan agar hal tersebut di cegah atau di
minimalisir sejak dini.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apakah pengertian dari katup jantung?
1.2.2 Apa sajakah jenis-jenis kelainan katup jantung?
1.2.3 Apa sajakah yang berhubungan dengan sindrom prolaps katup mitral?
1.2.4 Apa sajakah yang berhubungan dengan regurgitasi mitralis?
1.2.5 Apa sajakah yang berhubungan dengan stenosis mitralis?
1.2.6 Apa sajakah yang berhubungan dengan stenosis aorta?
1.2.7 Apa sajakah yang berhubungan dengan regurgitasi aorta?
1.2.8 Apa sajakah yang berhubungan dengan penyakit katup trikuspidalis?
1.2.9 Apa sajakah yang berhubungan dengan penyakit katup pulmonalis?
1.2.10 Bagaimakah tindakan pengobatan pada kelainan katup jantung?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari katup jantung.
1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis kelainan katup jantung.
1.3.3Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengansindrom prolaps katup mitral.
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan denganregurgitasi mitralis.
1.3.5 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan denganstenosis mitralis.
1.3.6 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan denganstenosis aorta.
1.3.7 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan denganregurgitasi aorta.

1.3.8 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan denganpenyakit katup trikuspidalis.
1.3.9 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan denganpenyakit katup pulmonalis.
1.3.10 Untuk mengetahui tindakan pengobatan pada kelainan katup jantung

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Katup Jantung
Jantung memiliki empat ruangan, 2 ruangan kecil di atas (atrium) dan 2ruangan besar di bawah (ventrikel). Setiap ventrikel memiliki satu katup masuk searah dan satu katup keluar searah. Katup jantung bekerja mengatur aliran darah melalui jantung ke arteria pulmonal dan aorta dengan cara membuka dan menutup pada saat yang tepat ketika jantung berkontraksi dan berelaksasi selama siklus jantung. Katup trikuspidalis membuka dari atrium kanan ke dalam ventrikel kanan, dan katup pulmonalis membuka dari ventrikel kanan ke dalam arteri pulmonalis. Katup mitral membuka dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri, dan katup aorta membuka dari ventrikel kiri ke dalam aorta.Katub artrioventrikuler memisahkan atrium dan ventrikel, terdiri atas katup trikuspidalis yag membagi atrium kanan dan ventrikel kanan, serta katupmitral atau bikuspidalis yang membagi atrium kiri dan ventrikel kiri.Katup semilunaris terletak antara ventrikel dan arteri yang bersangkutan.Katup pulmonal terletak antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal, sedang katupaorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.Bila salah satu katup tidak terbuka atau tertutup dengan baik maka akan mempengaruhi aliran darah, bila katup tidak dapat membuka secara sempurna (biasanya karena stenosis), akibatnya aliran darah melalui katup tersebut akan berkurang. Bila katup tidak dapat menutup secara sempurna darah akan mengalami kebocoran sebagai proses yang disebut regurgitasi atau infusiensi.
2. 2 Jenis kelainan katup jantung
 Adapun beberapa jenis kelainan katup jantung:
 Syndrome Prolaps Katup Mitral
 Regurgitasi Mitralis
 Stenosis Mitral
 Stenosis Katup Aorta
 Regurgitasi Aorta
 Penyakit Trikuspidalis
 Penyakit Pulmonalis

2.3 Sindrom prolaps katup mitral
- Definisi Prolaps katup mitral (PKM) adalah suatu sindrom klinik yang disebabkanoleh berbaliknya satu atau lebih apparatus katup mitral, daun katup, kordatendinea, muskulus papilaris, dan anulus katup dengan atau tanpa regurgitasimitral (RM). Nama lain dari Prolaps Katup Mitral adalah sindrom murmur klik sistolik, sindrom Barlow, katup mitral miksomatosa, billowing mitral cuspsyndrome, dan redundant cusp syndrome.-

PatofisiologiSindrom prolaps katup mitral adalah disfungsi bilah-bilah katup mitralyang tidak menutup dengan sempurna dan mengakibatkan regurgitasi katup,sehingga darah merembes dari ventrikel kiri ke atrium kiri. Sindrom ini kadangtidak menimbulkan gejala atau juga dapat berkembang cepat dan menyebabkankematian mendadak. Pada tahun-tahun belakangan sindrom ini semakin banyak dijumpai, mungkin karena metode diagnostic yang semakin maju.
2.4 Regurgitasi Mitralis
 - Definisi Regurgitasi Katup Mitral ( Inkompetensia Mitral, Insufisiensi Mitral), (Mitral Regurgitation) adalah kebocoran aliran balik melalui katup mitral setiapkali ventrikel kiri berkontraksi. Pada saat ventrikel kiri memompa darah dari jantung menuju ke aorta, sebagian darah mengalir kembali ke dalam atrium kiri dan menyebabkan meningkatnya volume dan tekanan di atrium kiri. Terjadipeningkatan tekanan darah di dalam pembuluh yang berasal dari paru-paru, yangmengakibatkan penimbunan cairan (kongesti) di dalam paru-paru.-

PatofisiologiInfusiensi mitral terjadi bila bilah-bilah katup mitral tidak dapat menutup selama systole. Chordae tendineae memendek, sehingga bilah katup tidak dapat menutup dengan sempurna, akibatnya terjadilah regurgitasi atau aliran balik dariventrikel kiri ke atrium kiri. Pemendekan atau sobekan salah satu atau kedua bilah katup mitral mengakibatkan penutupan lumen mitral tidak sempurna saat ventrikel kiri dengankuat mendorong darah ke aorta, sehingga setiap denyut, ventrikel kiri akanmendorong sebagian darah kembali ke atrium kiri. Aliran balik darah ini ditambah dengan darah yang masuk dari paru, menyebabkan atrium kiri mengalami pelebaran dan hipertrofi. Aliran darah balik dari ventrikel akan menyebabkan darah yang mengalir dari paru ke atrium kiri menjadi berkurang. Akibatnya paru mengalami kongesti, yang pada gilirannya menambah beban ke ventrikel kanan. Maka meskipun kebocoran mitral hanya kecil, namun selalu berakibat terhadap kedua paru dan ventrikel kanan.

2.5 Stenosis Mitral
 - DefinisiStenosis katup mitral merupakan penyempitan pada lubang katup mitralyang akan menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kiri keventrikel kiri. Kelainan struktur mitral ini menyebabkan gangguan pembukaansehingga timbul gangguan pengisian ventrikel kiri saat diastole.-

PatofisiologiStenosis mitral adalah penebalan progresif dan pengerutan bilah-bilahkatup mitral, yang menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan progresif aliran darah.Secara normal pembukaan katup mitral adalah selebar tiga jari. Pada kasusstenosis berat terjadi penyempitan lumen sampai selebar pensil. Ventrikel tidak terpengaruh , namun atrium kiri mengalami kesulitan dalam mengosongkan darahmelalui lumen yag sempit ke ventrikel kiri. Akibatnya atrium akan melebar danmengalami hipertrofi. Karena tidak ada katup yang melindungi vena pulmonalterhadap aliran balik dari atrium maka sirkulasi pulmonal mengalami kongesti.Akibatnya ventrikel kanan harus menanggung beban tekanan arteri pulmonal yangtinggi dan mengalami peregangan berlebihan, yang berakhir dengan gagal jantung
2.6 Stenosis Katup Aorta
- DefinisiStenosis katup Aorta adalah penyempitan pada lubang katup aorta, yangmenyebabkan meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari ventrikel kiri keaorta.-

PatofisiologiBilah-bilah katup aorta saling menempel dan menutup sebagian lumendiantara jantung dan aorta. Ventrikel kiri mengatasi hambatan sirkulasi ini denganberkontraksi lebih lambat tapi dengan energy yang lebih besar dari normal,mendorong darah melalui lumen yang sangat sempit. Mekanisme kompensasi jantung mulai gagal dan muncullah tanda-tanda klinis.Obstruksi jalur aliran aorta tersebut menambahkan beban tekanan keventrikel kiri, yang mengakibatkan penebalan dinding otot. Otot jantung menebalsebagai respon terhadap besarnya obstruksi, terjadilah gagal jantung bilaobstruksinya terlalu berat.

2.7 Regurgitasi Aorta-
DefinisiRegugitasi Katup Aorta (Inkompetensia Aorta, Insufisiensi Aorta) adalahkebocoran pada katup aorta yang terjadi setiap kali ventrikel mengalami relaksasi.-

PatofisiologiInsufisiensi aorta di sebabkan oleh lesi peradangan yang merusak bentuk bilah katup aorta, sehingga masing-masing bilah tidak bisa menutup lumen aortadengan rapat selama diastole dan akibatnya menyebabkan aliran balik darah dariaorta ke ventrikel kiri. Karena kebocoran katup aorta saat diastole, maka sebgaiandarah dalam aorta, yang biasanya bertekanan tinggi, akan mengalir ke ventrikelkiri, sehingga ventrikel kiri harus mengatasi keduanya yaitu mengirim darah yangsecara normal diterima atrium kiri ke ventrikel melalui lumen ventrikel maupundarah yang kembali ke aorta. System kardiovaskuler berusaha mengkompensasimelalui refleks dilatasi pembuluh darah: arteri perifer melemas, sehingga tahananperifer turun dan tekanan diastolic turun drastic


2.8 Penyakit Trikuspidalis
Stenosis katup Trikuspidalis akan menghambat aliran darah dari atrium kananke ventrikel kanan selama diastolik. Kerusakan ini biasanya menyertai penyakitpada katup mitrlis dan aorta sekunder dari penyakit rematik jantung yang berat.Stenosis trikuspidalis meningkatkan beban kerja atrium kanan, memaksa pembentukan tekanan yang lebih besar untuk mempertahankan aliran melaluikatup yang tersumbat. Kemampuan kompensasi atrium kanan terbatas, karena itu atrium mengalami dilatasi secara cepat. Peningkatan volume dan tekanan atriumkanan mengakibatkan penimbunan darah pada vena sistemik dan peningkatantekanan.Regurgitasi Trikuspidalis yang murni biasanya disebabkan gagal jantung kiri yang sudah lanjut atau hipertensi pulmonalis yang berat, sehingga terjadi kemunduran fungsi ventrikel kanan. Sewaktu ventrikel kanan gagal dan membesar, terjadilah regurgitasi fungsional dari katup trikuspidalis.

2.9 Penyakit Katup Pulmonalis.
Insidens penyakit katup pulmonalis sangat rendah. Stenosis pulmonalisbiasanya kongenital dan bukan merupakan akibat penyakit rematik jantung.Stenosis katup pulmonalis meningkatkan beban kerja ventrikel kanan,mengakibatkan hipertrofi ventrikel kanan. Gejala-gejala baru timbul bila terjadi gagal ventrikel kanan, menimbulkan pelebaran vena sistemik dan segala sekuele klinisnya. Regurgitasi fungsional pulmonalis dapat terjadi sebagai sekuele disfungsi katup sebelah kiri dengan hipertensi pulmonalis kronik dan dilatasi orifisiumkatup pulmonalis. Tetapi lesi ini jarang terjadi.



                     
                                             
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      
2.10 Tindakan Pengobatan1. Terapi Medis
 - Penyakit katup mitral.
a. Diuretik: Untuk mengurangi kongesti.
b. Digoksin: Meningkatkan daya kontraksi bila terdapat regurgitasi mitral,atau mengurangi respon ventrikel pada fibrilsai atrium.
c. Antiaritmia: Jika terjadi fibrilsai atrium.
d. Terapi vasodilator: bila ada regurgitasi mitral untuk mengurangi afterload,dengan demikian mengurangi mengurangi aliran balik dan menmabahaliran ke depan.e.

Antikoagulan: jika ada embolisasi sistemik.

2. Terapi Bedah
 - Penyakit katup mitral.
a. Valvulotomi mitral: Membuka katup mitral dengan pendekatan perkutanatau transventrikuler. Tindakan operasi transventrikuler memisahkan daunkatup tepat pada tempat di mana daun-daun tersebut menyatu di sepanjangkomisura. Di lakukan dengan memasukkan sebuah dilator melaui apeksventrikel kiri, dituntun oleh jari menembus ke atrium kiri melaui orifisiummitralis. Komisura-komisura kemudian dipisahkan dengan memakaitekanan benda tumpul. Prosedur ini akan memisahkan daun-daun katupyang menyatu dan mendilatasi orifisium mitralis.-

Penyakit katup aorta.
Penggantian katup merupakan terapi yang di anjurkan pada kelainan aortakarena kalsifikasi. Valvulotomi aorta perkutan dapat dipertimbangkanpada stenosis aorta yang beresiko tinggi yang berusia tua, atau penderitayang lebih muda dengan stenosis aorta yang tidak mengalami kalsifikasi
.-Valvuloplasti balon transluminal per kutan.
Teknik ini sebagai pengobatan paliatif bagi stenosis katup yaitu denganmemasukkan ke dalam jantung sebuah balon di ujung kateter. Balon
dimasukkan melalui pembuluh darah perifer, di bawah tuntunanfluroskopi, hingga balon menetap pada orifisium katup. Mekanismebagaimana dilatasi dapat mengurangi derajat obstruksi adalah denganpemisahan komisura yang menyatu, dilatasi anulus katup. Komplikasiyang potensial termasuk embolisasi berkapur dan regurgitasi katup.Valvuloplasti mitralis lebih umum

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Syndrome Prolaps Katup Mitral :
 Ada bunyi jantung tambahan (mitral click). Adanya klik merupakan tandaawal bahwa jaringan katup menggelembung ke atrium kiri dan telah terjadigangguan aliran darah.
 Mitral klik dapat berubah menjadi murmur seiring dengan tidak berfungsinya bilah-bilah katup. Dengan berkembangnya proses penyakit,bunyi murmur menjadi tanda terjadinya regurgitasi mitral (aliran balik darah).
B. Regurgitasi Mitralis.
 Palpitasi jantung (berdebar).
 Nafas pendek saat latihan.
 Batuk akibat kongesti paru pasif kronis.
 Denyut nadi mungkin kadang tidak teratur akibat ekstra systole ataufibrilasi atrium yang bisa menetap selamanya.
 Pada pemeriksaan auskultasi : bising sepanjang fase systole.
 Pada pemeriksaan Elektrokardiogram: pembesaran atrium kiri ( P mitrale)bila irama sinus normal, fibrilasi atrium hipertrofi atrium kiri.
 Pada pemeriksaan radiogram dada : pembesaran atrium kiri, pembesaranventrikel kiri, kongesti vascular paru-paru dalam berbagai derajat.

C. Stenosis Mitral.
 Kelelahan sebagai akibat curah jantung yang rendah.
 Batuk darah (hemoptisis).
 Kesulitan bernafas (dispnea) saat latihan akibat hipertensi vena pulmonal.
 Batuk dan infeksi saluran nafas berulang.
 Denyut nadi lemah dan sering tidak teratur, karena fibrilasi atrial yangterjadi akibat dari dilatasi dan hipertrofi atrium. Akibat perubahan tersebut
atrium menjadi tidak stabil secara elektris, akibatnya terjadi disritmiaatrium permanen. Alat bantu diagnostic bagi kardiologis adalahelektrokardiografi, ekokardiografi dan kateterisasi jantung dan angiografiuntuk menentukan beratnya stenosis mitral.
 Pada pemeriksaan auskultasi : bising diastolik dan bunyi jantung pertama.
 Pada pemeriksaan Elektrokardiogram: pembesaran atrium kiri ( P mitrale)bila irama sinus normal, hipertrofi ventrikel kanan; fibrilasi atrium.
 Pada pemeriksaan radiogram dada : pembesaran atrium kiri, pembesaranventrikel kanan, kongesti vena pulmonalis; edema paru-paru intertisial;retribusi vaskuler paru-paru ke lobus atas; kalsifikasi katup mitralis.
 Temuan hemodinamik : peningkatan selisih tekanan pada kedua sisi katupmitralis; peningkatan tekanan atrium kiri dan tekanan baji kapilerpulmonalis dengan gelombang a yang prominen; peningkatan tekananarteria paru-paru: curah jantung rendah; peningkatan tekanan jantungsebelah kanan dan tekanan vena jugularis, dengan gelombang v yangbermakna dibagian atrium kanan atau vena jugularis jika ada regurgitasitrikuspidalis.

D. Stenosis Katup Aorta.
 Dispnea saat latihan, yang merupakan manifestasi dekompensasi ventrikelkiri terhadap kongesti paru.
 Tanda lainnya berupa pusing dan pingsan karena berkurangnya volumedarah yang mengalir ke otak.
 Angina pectoris merupakan gejala yang sering timbul karenameningkatnya kebutuhan oksigen akibat meningkatnya beban kerjaventrikel kiri dan hipertrofi miokardium. Tekanan darah dapat turun tapidapat juga normal, terkadang terjadi tekanan nadi yang rendah (kurangdari 30mmHg) karena berkurangnya aliran darah

E. Regurgitasi Aorta.
 Pasien merasakan debar jantung yang bertambah kuat.
 Tekanan nadi (perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik) biasanyamelebar pada pasien ini.
 Sesak nafas, terutama malam hari (ortopnu,paroksimal nocturnal dispnu)dan hal tersebut terjadi disertai regurgitasi sedang sampai berat.
 Salah satu tanda khusus pada penyakit ini adalah denyut nadi yang terasadi jari pada saat palpasi, terjadi secara cepat dan tajam dan tiba-tiba kolaps
(denyut water-hummer).

F. Penyakit Trikuspidalis
Stenosis trikuspidalis :
a) Auskultasi: Bising diastolik.
b) EKG: pembesaran atrium kanan (gelombang P yang runcing dantinggi, dikenal sebagai P pulmonale).
c) Radiogram dada: pembesaran atrium kanan.
d) Temuan Hemodinamik : perbadaan tekanan pada kedua sisi katuptrikuspidalis dan peningkatan tekanan atrium kanan dan tekananvena sentral dengan gelombang a yang besar.
Regurgitasi Trikuspidalis:
a) Auskultasi: bising sepanjang sistole.
b) EKG: pembesaran atrium kanan (gelombang P tinggi dan sempitdikenal sebagai P pulmonale) bila irama sinus normal, fibrilasi atrium,hipertrofi ventrikel kanan.
c) Radiogram dada: pembesaran ventrikel dan atrium kanan.
d) Temuan Hemodinamik: peningkatan tekanan atrium kanan dengangelombang v yang nyata
Bunyi Jantung akibat kelainan katup:
1. Murmur pada Stenosis mitral.
Bunyi yang terdengar lemah dengan frekusensi sangat rendah sehinggasebagian besar spectrum suara berada di bawah frekuensi terendah daripendengaran manusia karena pada kasus ini, darahmengalir dengan susah payah melalui katup mitral yang mengalamistenosis dari atrium kiri ke ventrikel kiri, dan tekanan dalam atrium kiri jarnag meningkat di atas 30 mmHg.
2 Murmur pada regurgitasi mitral.
 Terdengar suara”seperti tiupan” berfrekuensi tinggi dan mendesis
 karena pada kasus ini, darah mengalir balik melalui katup mitral kedalam atrium kiri selama sistol dan di hantarkan dengan keras. Suaraterdengar paling baik di daerah apeks jantung karena dihantarkan kedinding dada melaui ventrikel kiri.
3 Murmur pada stenosis aorta.
Suara yang terdengar kasar dan pada stenosis berat kadang-kadang dapatterdengar pada jarak beberapa kaki dari pasien. Selain itungetaran suaradapat teraba di dada bagian atas dan leher bagian bawah yang disebut “thrill”
pada kasus ini, darah disemburkan dari ventrikel kirimelaui sebuah lubang yang sempir di katub aorta, sehingga dapatmeningkatkan tekanan ventrikel kiri sampai 300 mmHg, dan tekanan diaorta menetap. Jadi selama sistol, dengan darah yang disemburkan padakecepatan sangat tinggi menyebabkan turbulensi hebat pada darah dipangkal aorta.
4. Murmur pada regurgitasi aorta.
Yang terdengar seperti “suara meniup” yang relative bernada tinggi dan mendesis pada kasus ini, darah mengalir balik dari aorta keventrikel kiri mengakibatkan darah turbulen yang menyembur balik danbertemu dengan darah yang telah berada dalam ventrikel kiri
Diagnosa Keperawatan yang muncul:
1. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen dengankebutuhan.
2. Penurunan curah jantung b/d peningkatan tekanan atrium, aliran keluarventrikel kiri terhambat.
3. Intoleransi aktifitas b/d adanya penurunan curah jantung.
Intervensi keperawatan.
Dx.1;Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 jam oksigenasi adekuatterhadap jaringan.KH:1.

Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenasi pada jaringan, ditunjukkanoleh GDA dalam batas normal:pH : 7, 35-7, 45 TCO2
: 23-27 mmol/LPCO2
: 35-45 mmHg BE : 0 ± 2 mEq/LPO2
: 80-100 mmHg saturasi O2
: 95 % atau lebihHCO3
: 22-26 mEq/L2. Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas kemampuan.
Tindakan:a. Auskultasi bunyi nafas.R/: Menyatakan adanya kongesti apa tidak/pengumpulan secret.
b. Anjurkan pasien batuk efektif, nafas dalam.R/: Memudahkan aliran oksigen.
c. Anjurkan klien berubah posisi sesering mungkin.R/: Mencegah atelektasis.
d. Pertahankan duduk di kursi/tirah baring dengan kepala tempat tidursetinggi 20-30derajat,
posisi semi fowler.R/: Menurunkan konsumsi oksigen
e. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.R/: Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar, yang dapat menurunkanhipoksemia jaringan.
f. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat, missal: Diuretik (furosemid), Bronkodilator (Aminofilin).R/: Diuretik: Meningkatkan pertukaran gas.Bronkodilator: Meningkatkan aliran oksigen dengan mendilatasi jalannafas.Dx.2Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari, penurunan curah jantung dapat diminimalkan.KH:
1. Melaporkan penurunan dispnea, nyeri dada.
2. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan beban kerja jantung.
3. Mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas.
4. Mengidentifikasi tanda dini dan kapan mencari bantuan.
Tindakan:1. Pantau TD, Nadi perifer, nadi apical.R/: Indikator dari keadekuatan curah jantung.
2. Pantau irama jantung sesuai indikasi.R/: Disritmia paling umum pada penyakit katup, karena berkenaan dengantekanan dan volume atrium.
3. Atur posisi klien dengan tirah baring 45 derajat
.R/: Menurunkan volume darah yang kembali ke jantung, menurunkandispneu.
4.Bantu dengan aktivitas sesuai indikasi, mis: berjalan.R/: Aktivitas secara bertahap mencegah pemaksaan terhadap cadangan jantung.
5. Diskusikan manajemen stress.R/: Reduksi ansietas dapat menurunkan stimulasi jantung simpatis dan beban kerja jantung
6. Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi.R/: Upaya untuk mengkompensasi peningkatan kebutuhan oksigen.
7. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat, misal: Diuretik,vasodilator.R/: Diuretik (Menurunkan sirkulasi , yang menurunkan TD lewat katupyang tidak berfungsi), Vasodilator ( Menurunkan hipertensi denganmenurunkan tahanan vaskuler sistemik).

BAB IV PENUTUP
Jantung memiliki empat ruangan, 2 ruangan kecil di atas (atrium) dan 2ruangan besar di bawah (ventrikel). Setiap ventrikel memiliki satu katup masuk searah dan satu katup keluar searah. Katup jantung bekerja mengatur aliran darahmelalui jantung ke arteria pulmonal dan aorta dengan cara membuka dan menutuppada saat yang tepat ketika jantung berkontraksi dan berelaksasi selama siklus jantung.Bila salah satu katup tidak terbuka atau tertutup dengan baik maka akanmempengaruhi aliran darah, bila katup tidak dapat membuka secara sempurna(biasanya karena stenosis), akibatnya aliran darah melalui katup tersebut akanberkurang. Bila katup tidak dapat menutup secara sempurna darah akanmengalami kebocoran sebagai proses yang disebut regurgitasi atau infusiensi.Adapun beberapa jenis kelainan katup jantung:
 Syndrome Prolaps Katup Mitral
 Regurgitasi Mitralis
 Stenosis Mitral
 Stenosis Katup Aorta
 Regurgitasi Aorta
 Penyakit Trikuspidalis
 Penyakit Pulmonalis










 DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E. 1999. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN, Ed.3.Jakarta: EGC.Gray, H. Huon, Dawkins, D.Keith,dkk. 2003. LECTURE NOTES:KARDIOLOGI, Alih Bahasa: Azwar Agoes. Jakarta: Erlangga.Guyton dan Hall. 1997. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN, Edisi 9.Jakarta: EGC.Hudak dan Gaho. 1997. KEPERAWATAN KRITIS: PENDEKATANHOLISTIK, Alih Bahasa: Betty Susanto, dkk. Jakarta: EGC.Mansjoer, Arif, dkk. 2000. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN, Jilid 1 Edisi 3.Jakarta: Media Aesculapius.Price, Sylvia Anderson. 1994. PATOFISIOLOGI: KONSEP KLINIS PROSES-PROSES PENYAKIT, Buku 1 Ed.4. Jakarta: EGC.Suzanne, C. Smeltzer. 2001. BUKU AJAR KEPERAWATAN MEDICALBEDAH, Ed.8 Vol.2. Jakarta: EGC.Wilkinson, M. Judith. 2006. BUKU SAKU KEPERAWATAN DIAGNOSISKEPERAWATAN DENGAN INTERVERNSI NIC DAN KRITERIA HASILNOC, Alih Bahasa: Widyawati. Jakarta: EGC

0 komentar:

Posting Komentar