Featured Video

Selasa, 09 April 2013

Hernia


ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA

Kata Hernia berasal dari Bahasa Latin, herniae, yang berarti penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah (defek) pada dinding rongga itu, baik secara kongenital maupun didapat, yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. (www.Indomedia.com, 2007).(Mansjoer,2000:313).


Dalam Medicastore.com Hernia Inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang dinding perut kedalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum ( kantung zakar) sesaat sebelum bayi dilahirkan.
Jadi, Hernia Inguinalis adalah penonjolan sebagian usus melalui sebuah lubang dinding perut dilipat paha, baik didapat atau kongenital.

TINJAUAN TEORITIS HERNIA

A.Pengertian
Secara umum Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut (Griffith, 1994).
Hernia atau usus turun adalah penonjolan abnormal suatu organ/ sebagian dari organ melalui lubang pada struktur disekitarnya.


Hernia inguinalis adalah penonjolan hernia yang terjadi pada kanalis inguinal (lipat paha). Operasi hernia adalah tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengembalikan isi hernia pada posisi semula dan menutup cincin hernia.

B.Etiologi
1. Hernia congenital:
      Processus vaginalis peritoneum persisten
      Testis tidak samapi scrotum, sehingga processus tetap terbuka
      Penurunan baru terjadi 1-2 hari sebelum kelahiran, sehingga processus belum sempat menutupdan pada waktu dilahirkan masih tetap terbuka
      Predileksi tempat: sisi kanan karena testis kanan mengalami desensus setelah kiri terlebih dahulu.
      Dapat timbul pada masa bayi atau sesudah dewasa.
      Hernia indirect pada bayi berhubungan dengan criptocismus dan hidrocele

2. Hernia didapat:
Ø  Ada factor predisposisi
Ø  Kelemahan struktur aponeurosis dan fascia tranversa
Ø  Pada orang tua karena degenerasi/atropi
Ø  Tekanan intra abdomen meningkat
Ø  Pekerjaan mengangkat benda-benda berat
Ø  Batuk kronik
Ø  Gangguan BAB, missal struktur ani, feses keras
Ø  Gangguan BAK, mis: BPH, veskolitiasis
Ø  Sering melahirkan: hernia femoralis

C.Klasifikasi Hernia
a)Berdasarkan proses terjadinya hernia terbagi atas :
- Hernia bawaan (Kongenital)
- Hernia dapatan (akuisita)

b)Berdasarkan letak, Hernia terbagi atas :


- Hernia diafragma
- Hernia inguinalis
- Hernia umbilical
- Hernia strotalis
- Hernia insisional.

1. Hernia congenital:
- Hernia umbilikalis
- Hernia diafragnatika
- Hernia inguinalis lateralis
2. Hernia didapat:
- hernia inguinalis medialis
- Hernia femoralis
C.Hernia berdasarkan sifat
-Hernia Reponibilis
-Hernia Irreponibilis
-Hernia Incarserata
-Hernia Strangulata


Pengertian Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang normal malalui sebuah defek konsenital atau yang didapat. (Long, 1996 : 246). Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang (Oswari, 2000 : 216). Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (Nettina, 2001 : 253). Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha (regio inguinalis). (Oswari, 2000 : 216).
  

D.Patofisiologi Pathway




E.Penatalaksanaan medis
1) Terapi konservatif/non bedah meliputi :
- Pengguanaan alat penyangga bersifat sementara seperti pemakaian sabuk/korset pada hernia ventralis.
- Dilakukan reposisi postural pada pasien dengan Hernia inkaseata yang tidak
menunjukkan gejala sistemik.
2) Terapi umum adalah terapi operatif.
3) Jika usaha reposisi berhasil dapat dilakukan operasi herniografi efektif.
4) Jika suatu operasi daya putih isi Hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5 mennit di evaluasi kembali.
5) Jika ternyata pada operasi dinding perut kurang kuat sebaiknya digunakan marleks untuk menguatkan dinding perut setempat.
6) Teknik hernia plastik, endoskopik merupakan pendekatan dengan pasien berbaring dalam posisi trendelernberg 40 OC.
7) Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit.
8) Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengadan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.
9) Hindari aktivitas-aktivitas yang berat.
F. Komplikasi
  • Hernia berulang,
  • Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
  • Pendarahan yang berlebihan / infeksi lluka bedah,
  • Luka pada usus (jika tidak hati-hati),
  • Setelah herniografi dapat terjadi hematoma,
  • Fostes urin dan feses,
  • Residip,
  • Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.

TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN HERNIA

A.Pengkajian
1.      Identitas
Ø  Ditemukan 80 % pada pria
Ø  Ditemukan prosentase yang lebih besar pada pekerja berat
2.      Keluhan utama :
Ø  Pada hernia reponibilis dan irriponibilis dijumpai keluhan berupa kecemasan,penurunan rasa percaya diri.
Ø  Pada hernia inkarcerata dan hernia strangulata dijumpai keluhan berupa nyeri hebat pada daerah benjolan,tidak bisa kentut(flatus),tidak bisa BAB(buang air besar),kembung(abdominal distended),mual dan muntah,bengkak dan kemerahan pada benjolan.
3.      Riwayat Penyakit Sekarang:
Ø  Diawali timbulnya/munculnya benjolan yang mula mula kecil dan hilang dengan istirahat,berlanjut pada fase benjolan semakin membesar dan menetap,benjolan tidak hilang meskipun dengan istirahat.
Ø  Benjolan yang menetap semakin membesar oleh karena tekanan intra abdominal yang meningkat mengakibatkan benjolan semakin membesar yang berakibat terjadinya jepitan oleh cincin hernia.
Ø  Pada fase hernia yang terjepit tidak dilakukan operasi dengan cepat mengakibatkan terjadinya kematian jaringan.
4.      Riwayat Penyakit Dahulu:
Ø  Ditemukan adanya Penyakit penyakit menahun seperti: TBC,PPOM
5.      Riwayat Penyakit Keluarga
Ø  Ditemukan prosentase yang kecil keterkaitan dengan penyakit keturunan.
6.      Riwayat Psikologis
Ø  Cemas
Ø  Penurunan rasa percaya diri
7.      Pola Aktivitas sehari hari
Ø  Pola makan dan minum
·         Pada hernia reponibilis dan irreponibilis belum dijumpai adanya gangguan dalam pemenuhan kebutuhan makan dan minum.
·         Pada hernia inkarcerata dan strangulata dijumpsi adanya gejala mual dan muntah yang mengakibatkan terjadinya gangguan pemenuhan kebutuhan makan dan minum (kurang cairan dan elektrolit)
Ø  Pola eliminasi BAB dan BAK
·         Pada hernia reponibilis dan irreponibilis tidak dijumpai adanya gangguan BAB dan BAK
·         Pada hernia inkarcerata dan strangulata dijumpai keluhan berupa tidak bisa kentut dan tidak bisa BAB.
Ø  Pola aktivitas/bekerja
·         Adanya kecemasan dan penurunan percaya diri mengakibatkan penurunan dalam aktivitas bekerja
Ø  Pola istirahat/tidur
·         Pada hernia reponibilis dan irreponibilis tidak dijumpai gangguan pemenuhan kebutuhan tidur.
·         Pada hernia inkarcerata dan strangulata ditemukan adanya gejala berupa nyeri hebat yang mengakibatkan gangguan pemenuhan istirahat tidur
.
8.      Pemeriksaan Fisik
Ø  B1 (BREATHING)
·         Pada hernia reponibilis dan irreponibilis pernafasan dalam batas normal.
·         Pada hernia inkarcerata dan strangulata di jumpai adanya peningkatan RR (> 24 x /mnt)
Ø  B2 (BLOOD)
·         Pada hernia reponibilis dan irreponibilis masih dalam batas normal
·         Pada hernia inkarcerata dan strangulata ditemukan :
Penurunan  Tekanan Darah,peningkatan Nadi .
Ø  B3 (BRAIN)
·         Kesadaran secara kauntitatif (GCS) dalam batas normal (4-5-6)
·         Kesadaran secara kualitatif : kompos mentis,kadang dijumpai kesadaran yang apatis dan gelsah pada hernia inkarcerata dan strangulata.
Ø  B4 (BLADDER)
·         Pada hernia inkarcerata dan strangulata di jumpai penuruna produksi urine
Ø  B5 (BOWEL)
·         Pada hernia reponibilis dan irreponibilis:
v  Inspeksi : adanya benjolan,warna benjolan masih sama dengan kulit sekitar.
v  Palpasi : teraba benjolan berbatas tegas,bisa lunak atau kenyal tergantung dari isi hernia tsb.
v  Auskultasi : terdengar peristaltic usus apabila isi hernia adalah usus.
·         Pada hernia inkarcerata dan strangulata
v  Inspeksi : adanya benjolan,warna kemerahan dan nampak odem.
v  Palpasi : nyeri tekan,peningkatan suhu disbanding bagian tubuh lainnya
v  Auskultasi : tidak terdengr peristaltic usus
Ø  B6 (BONE)
·         Kekuatan otot masih dalam batas normal.

B.Diagnosa Keperawatan yang sering muncul
  1. Potensial Gangguan perfusi jaringan usus berhubungan dengan jepitan isi hernia oleh cincin hernia
  2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi.
  3. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.
  4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi.
  5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
  6. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah
  7. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit berhubungan dengan mual dan muntah.
C. Intervensi dan implementasi
1.Potensial gangguan perfusi jaringan usus berhubungan dengan jepitan isi hernia oleh cincin hernia
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan perfusi jaringan usus lancar
Kriteria hasil : klien mengatakan bisa flatus,dan mengatakan bisa BAB,bising usus 7-37 x /mnt,abdomen flat dan supel.

·         Atur posisi tidur Trendelegberd
·         Puasakan klien
·         Observasi TTV
·         Pasang lingkar abdomen dan observasi tiap satu jam.
·         Kolaborasi pemasangan Maag Slang dan tindakan operasi sesegera mungkin
        
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi.
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil : - klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
-tanda-tanda vital normal
-pasien tampak tenang dan rileks

INTERVENSI
  • pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri
Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
  • Anjurkan klien istirahat ditempat tidur
Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri

  • Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri.
  • Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman
  • Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.

3. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.
Tujuan : tidak ada infeksi
Kriteria hasil : - tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.
-luka bersih tidak lembab dan kotor.
-Tanda-tanda vital normal

INTERVENSI
  • Pantau tanda-tanda vital.
Rasional : Jika ada peningkatan tanda-tanda vital besar kemungkinan adanya gejala infeksi karena tubuh berusaha intuk melawan mikroorganisme asing yang masuk maka terjadi peningkatan tanda vital.
  • Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik.
Rasional : perawatan luka dengan teknik aseptik mencegah risiko infeksi.
  • Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka, dll.
Rasional : untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial.
  • Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan leukosit.
Rasional : penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari normal membuktikan adanya tanda-tanda infeksi.
  • Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.
Rasional : antibiotik mencegah perkembangan mikroorganisme patogen.

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi.
Tujuan : pasien dapat tidur dengan nyaman
Kriteria hasil : - pasien mengungkapkan kemampuan untuk tidur.
-pasien tidak merasa lelah ketika bangun tidur
-kualitas dan kuantitas tidur normal

INTERVENSI
1) Mandiri
  • Berikan kesempatan untuk beristirahat / tidur sejenak, anjurkan latihan pada siang hari, turunkan aktivitas mental / fisik pada sore hari.
Rasional : Karena aktivitas fisik dan mental yang lama mengakibatkan kelelahan yang dapat mengakibatkan kebingungan, aktivitas yang terprogram tanpa stimulasi berlebihan yang meningkatkan waktu tidur.
  • Hindari penggunaan ”Pengikatan” secara terus menerus
Rasional : Risiko gangguan sensori, meningkatkan agitasi dan menghambat waktu istirahat.
  • Evaluasi tingkat stres / orientasi sesuai perkembangan hari demi hari.
Rasional : Peningkatan kebingungan, disorientasi dan tingkah laku yang tidak kooperatif (sindrom sundowner) dapat melanggar pola tidur yang mencapai tidur pulas.
  • Lengkapi jadwal tidur dan ritoal secara teratur. Katakan pada pasien bahwa saat ini adalah waktu untuk tidur.
Rasional : Pengatan bahwa saatnya tidur dan mempertahankan kestabilan lingkungan. Catatan : Penundaan waktu tidur mungkin diindikasikan untuk memungkin pasien membuang kelebihan energi dan memfasilitas tidur.
  • Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat, mandi dan masase punggung.
Rasional : Meningkatkan relaksasi dengan perasan mengantuk
  • Turunkan jumlah minum pada sore hari. Lakukan berkemih sebelum tidur.
Rasional : Menurunkan kebutuhan akan bangun untuk pergi kekamar mandi/berkemih selama malam hari.
  • Putarkan musik yang lembut atau ”suara yang jernih”

Rasional : Menurunkan stimulasi sensori dengan menghambat suara-suara lain dari lingkungan sekitar yang akan menghambat tidur nyeyak.

2)Kolaborasi
  • Berikan obat sesuai indikasi : Antidepresi, seperti amitriptilin (Elavil); deksepin (Senequan) dan trasolon (Desyrel).
Rasional : Mungkin efektif dalam menangani pseudodimensia atau depresi, meningkatkan kemampuan untuk tidur, tetapi anti kolinergik dapat mencetuskan dan memperburuk kognitif dalam efek samping tertentu (seperti hipotensi ortostatik) yang membatasi manfaat yang maksimal.
  • Koral hidrat; oksazepam (Serax); triazolam (Halcion).
Rasional : Gunakan dengan hemat, hipnotik dosis rendah mungkin efektif dalam mengatasi insomia atau sindrom sundowner.
  • Hindari penggunaan difenhidramin (Benadry1).
Rasional : Bila digunakan untuk tidur, obat ini sekarang dikontraindikasikan karena obat ini mempengaruhi produksi asetilkon yang sudah dihambat dalam otak pasien dengan DAT ini.

       5.    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Tujuan : klien dapat melakukan aktivitas ringan atau total.
Kriteria hasil : - perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.
- pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa dibantu.
- Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.

INTERVENSI
  • Rencanakan periode istirahat yang cukup.
Rasional : mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan, dan energi terkumpul dapat digunakan untuk aktivitas seperlunya secar optimal.
  • Berikan latihan aktivitas secara bertahap.
Rasional : tahapan-tahapan yang diberikan membantu proses aktivitas secara perlahan dengan menghemat tenaga namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini.
  • Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan.
Rasional : mengurangi pemakaian energi sampai kekuatan pasien pulih kembali.
  • Setelah latihan dan aktivitas kaji respons pasien.
Rasional : menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh sebagai akibat dari latihan.





DAFTAR PUSTAKA

1. Barbara Engram, Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah, EGC, Jakarta, 1998.
2. Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC, Jakarta.
3. Griffith H. Winter, Buku Pintar Kesehatan, EGC, Jakarta, 1994.
4. Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, EGC, Jakarta, 1995.
5. Nettina, S.M, 2001, Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC.
6. Oswari, E. 2000. Bedah dan Perawatannya. Jakarta : FKUI.
7. W.A. Dorland Newman, Kamus Kedokteran Dorland, EGC, Jakarta, 2002.

0 komentar:

Posting Komentar