ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA
Kata
Hernia berasal dari Bahasa Latin, herniae, yang berarti penonjolan isi suatu
rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah (defek) pada dinding rongga itu,
baik secara kongenital maupun didapat, yang memberi jalan keluar pada setiap
alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. (www.Indomedia.com,
2007).(Mansjoer,2000:313).
Dalam
Medicastore.com Hernia Inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus
masuk melalui sebuah lubang dinding perut kedalam kanalis inguinalis. Kanalis
inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat
turunnya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum ( kantung zakar) sesaat
sebelum bayi dilahirkan.
Jadi,
Hernia Inguinalis adalah penonjolan sebagian usus melalui sebuah lubang dinding
perut dilipat paha, baik didapat atau kongenital.
TINJAUAN TEORITIS HERNIA
A.Pengertian
Secara
umum Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai
organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang
mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut
(Griffith, 1994).
Hernia
atau usus turun adalah penonjolan abnormal suatu organ/ sebagian dari organ
melalui lubang pada struktur disekitarnya.
Hernia
inguinalis adalah penonjolan hernia yang terjadi pada kanalis inguinal (lipat
paha). Operasi hernia adalah tindakan pembedahan yang dilakukan untuk
mengembalikan isi hernia pada posisi semula dan menutup cincin hernia.
B.Etiologi
1. Hernia congenital:
2. Hernia didapat:
Ø Ada factor predisposisi
Ø Kelemahan struktur aponeurosis dan
fascia tranversa
Ø Pada orang tua karena
degenerasi/atropi
Ø Tekanan intra abdomen meningkat
Ø Pekerjaan mengangkat benda-benda
berat
Ø Batuk kronik
Ø Gangguan BAB, missal struktur ani,
feses keras
Ø Gangguan BAK, mis: BPH,
veskolitiasis
Ø Sering melahirkan: hernia femoralis
C.Klasifikasi Hernia
a)Berdasarkan proses terjadinya
hernia terbagi atas :
-
Hernia bawaan (Kongenital)
-
Hernia dapatan (akuisita)
b)Berdasarkan letak, Hernia terbagi
atas :
- Hernia diafragma
- Hernia inguinalis
- Hernia umbilical
- Hernia strotalis
- Hernia insisional.
1. Hernia congenital:
- Hernia umbilikalis
- Hernia diafragnatika
- Hernia inguinalis lateralis
2. Hernia didapat:
- hernia inguinalis medialis
- Hernia femoralis
C.Hernia berdasarkan sifat
-Hernia Reponibilis
-Hernia Irreponibilis
-Hernia Incarserata
-Hernia Strangulata
Pengertian Hernia adalah menonjolnya
suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang normal malalui sebuah defek
konsenital atau yang didapat. (Long, 1996 : 246). Hernia adalah suatu keadaan
menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang (Oswari, 2000 : 216). Hernia
adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga
yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (Nettina, 2001 : 253).
Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha
(regio inguinalis). (Oswari, 2000 : 216).
D.Patofisiologi Pathway
E.Penatalaksanaan
medis
1)
Terapi konservatif/non bedah meliputi :
-
Pengguanaan alat penyangga bersifat sementara seperti pemakaian sabuk/korset
pada hernia ventralis.
-
Dilakukan reposisi postural pada pasien dengan Hernia inkaseata yang tidak
menunjukkan
gejala sistemik.
2)
Terapi umum adalah terapi operatif.
3)
Jika usaha reposisi berhasil dapat dilakukan operasi herniografi efektif.
4)
Jika suatu operasi daya putih isi Hernia diragukan, diberikan kompres hangat
dan setelah 5 mennit di evaluasi kembali.
5)
Jika ternyata pada operasi dinding perut kurang kuat sebaiknya digunakan
marleks untuk menguatkan dinding perut setempat.
6)
Teknik hernia plastik, endoskopik merupakan pendekatan dengan pasien berbaring
dalam posisi trendelernberg 40 OC.
7)
Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen,
antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah
sembelit.
8)
Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan
dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengadan
selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat
memperburuk gejala-gejala.
9)
Hindari aktivitas-aktivitas yang berat.
F. Komplikasi
- Hernia berulang,
- Kerusakan pada pasokan darah,
testis atau saraf jika pasien laki-laki,
- Pendarahan yang berlebihan /
infeksi lluka bedah,
- Luka pada usus (jika tidak
hati-hati),
- Setelah herniografi dapat
terjadi hematoma,
- Fostes urin dan feses,
- Residip,
- Komplikasi lama merupakan
atropi testis karena lesi.
TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN HERNIA
A.Pengkajian
1. Identitas
Ø Ditemukan 80 % pada pria
Ø Ditemukan prosentase yang lebih
besar pada pekerja berat
2. Keluhan utama :
Ø Pada hernia reponibilis dan
irriponibilis dijumpai keluhan berupa kecemasan,penurunan rasa percaya diri.
Ø Pada hernia inkarcerata dan hernia
strangulata dijumpai keluhan berupa nyeri hebat pada daerah benjolan,tidak bisa
kentut(flatus),tidak bisa BAB(buang air besar),kembung(abdominal distended),mual
dan muntah,bengkak dan kemerahan pada benjolan.
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Ø Diawali timbulnya/munculnya benjolan
yang mula mula kecil dan hilang dengan istirahat,berlanjut pada fase benjolan
semakin membesar dan menetap,benjolan tidak hilang meskipun dengan istirahat.
Ø Benjolan yang menetap semakin
membesar oleh karena tekanan intra abdominal yang meningkat mengakibatkan
benjolan semakin membesar yang berakibat terjadinya jepitan oleh cincin hernia.
Ø Pada fase hernia yang terjepit tidak
dilakukan operasi dengan cepat mengakibatkan terjadinya kematian jaringan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
Ø Ditemukan adanya Penyakit penyakit
menahun seperti: TBC,PPOM
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Ø Ditemukan prosentase yang kecil
keterkaitan dengan penyakit keturunan.
6. Riwayat Psikologis
Ø Cemas
Ø Penurunan rasa percaya diri
7. Pola Aktivitas sehari hari
Ø Pola makan dan minum
·
Pada
hernia reponibilis dan irreponibilis belum dijumpai adanya gangguan dalam
pemenuhan kebutuhan makan dan minum.
·
Pada
hernia inkarcerata dan strangulata dijumpsi adanya gejala mual dan muntah yang
mengakibatkan terjadinya gangguan pemenuhan kebutuhan makan dan minum (kurang
cairan dan elektrolit)
Ø Pola eliminasi BAB dan BAK
·
Pada
hernia reponibilis dan irreponibilis tidak dijumpai adanya gangguan BAB dan BAK
·
Pada
hernia inkarcerata dan strangulata dijumpai keluhan berupa tidak bisa kentut
dan tidak bisa BAB.
Ø Pola aktivitas/bekerja
·
Adanya
kecemasan dan penurunan percaya diri mengakibatkan penurunan dalam aktivitas
bekerja
Ø Pola istirahat/tidur
·
Pada
hernia reponibilis dan irreponibilis tidak dijumpai gangguan pemenuhan
kebutuhan tidur.
·
Pada
hernia inkarcerata dan strangulata ditemukan adanya gejala berupa nyeri hebat
yang mengakibatkan gangguan pemenuhan istirahat tidur
.
8. Pemeriksaan Fisik
Ø B1 (BREATHING)
·
Pada
hernia reponibilis dan irreponibilis pernafasan dalam batas normal.
·
Pada
hernia inkarcerata dan strangulata di jumpai adanya peningkatan RR (> 24 x
/mnt)
Ø B2 (BLOOD)
·
Pada
hernia reponibilis dan irreponibilis masih dalam batas normal
·
Pada
hernia inkarcerata dan strangulata ditemukan :
Penurunan Tekanan Darah,peningkatan Nadi .
Ø B3 (BRAIN)
·
Kesadaran
secara kauntitatif (GCS) dalam batas normal (4-5-6)
·
Kesadaran
secara kualitatif : kompos mentis,kadang dijumpai kesadaran yang apatis dan
gelsah pada hernia inkarcerata dan strangulata.
Ø B4 (BLADDER)
·
Pada
hernia inkarcerata dan strangulata di jumpai penuruna produksi urine
Ø B5 (BOWEL)
·
Pada
hernia reponibilis dan irreponibilis:
v Inspeksi : adanya benjolan,warna
benjolan masih sama dengan kulit sekitar.
v Palpasi : teraba benjolan berbatas
tegas,bisa lunak atau kenyal tergantung dari isi hernia tsb.
v Auskultasi : terdengar peristaltic
usus apabila isi hernia adalah usus.
·
Pada
hernia inkarcerata dan strangulata
v Inspeksi : adanya benjolan,warna
kemerahan dan nampak odem.
v Palpasi : nyeri tekan,peningkatan
suhu disbanding bagian tubuh lainnya
v Auskultasi : tidak terdengr
peristaltic usus
Ø B6 (BONE)
·
Kekuatan
otot masih dalam batas normal.
B.Diagnosa Keperawatan yang sering
muncul
- Potensial Gangguan perfusi
jaringan usus berhubungan dengan jepitan isi hernia oleh cincin hernia
- Gangguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi.
- Resiko terjadi infeksi
berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.
- Gangguan pola tidur berhubungan
dengan nyeri post operasi.
- Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan umum.
- Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah
- Gangguan pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit berhubungan dengan mual dan muntah.
C. Intervensi dan implementasi
1.Potensial gangguan perfusi jaringan usus berhubungan dengan jepitan isi
hernia oleh cincin hernia
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan perfusi
jaringan usus lancar
Kriteria hasil : klien mengatakan bisa flatus,dan mengatakan
bisa BAB,bising usus 7-37 x /mnt,abdomen flat dan supel.
·
Atur
posisi tidur Trendelegberd
·
Puasakan
klien
·
Observasi
TTV
·
Pasang
lingkar abdomen dan observasi tiap satu jam.
·
Kolaborasi
pemasangan Maag Slang dan tindakan operasi sesegera mungkin
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi.
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil : - klien
mengungkapkan rasa nyeri berkurang
-tanda-tanda vital normal
-pasien tampak tenang dan rileks
INTERVENSI
- pantau tanda-tanda vital,
intensitas/skala nyeri
Rasional : Mengenal dan memudahkan
dalam melakukan tindakan keperawatan.
- Anjurkan klien istirahat
ditempat tidur
Rasional : istirahat untuk
mengurangi intesitas nyeri
- Atur posisi pasien senyaman
mungkin
Rasional : posisi yang tepat
mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik relaksasi dan
napas dalam
Rasional : relaksasi mengurangi
ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman
- Kolaborasi untuk pemberian
analgetik.
Rasional : analgetik berguna untuk
mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.
3. Resiko terjadinya infeksi
berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.
Tujuan : tidak ada infeksi
Kriteria hasil : - tidak ada tanda-tanda
infeksi seperti pus.
-luka bersih tidak lembab dan kotor.
-Tanda-tanda vital normal
INTERVENSI
- Pantau tanda-tanda vital.
Rasional : Jika ada peningkatan
tanda-tanda vital besar kemungkinan adanya gejala infeksi karena tubuh berusaha
intuk melawan mikroorganisme asing yang masuk maka terjadi peningkatan tanda
vital.
- Lakukan perawatan luka dengan
teknik aseptik.
Rasional : perawatan luka dengan
teknik aseptik mencegah risiko infeksi.
- Lakukan perawatan terhadap
prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka, dll.
Rasional : untuk mengurangi risiko
infeksi nosokomial.
- Jika ditemukan tanda infeksi
kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan leukosit.
Rasional : penurunan Hb dan
peningkatan jumlah leukosit dari normal membuktikan adanya tanda-tanda infeksi.
- Kolaborasi untuk pemberian
antibiotik.
Rasional : antibiotik mencegah
perkembangan mikroorganisme patogen.
4. Gangguan pola tidur berhubungan
dengan nyeri post operasi.
Tujuan : pasien dapat tidur dengan
nyaman
Kriteria hasil : - pasien
mengungkapkan kemampuan untuk tidur.
-pasien tidak merasa lelah ketika
bangun tidur
-kualitas dan kuantitas tidur normal
INTERVENSI
1) Mandiri
- Berikan kesempatan untuk
beristirahat / tidur sejenak, anjurkan latihan pada siang hari, turunkan
aktivitas mental / fisik pada sore hari.
Rasional : Karena aktivitas fisik
dan mental yang lama mengakibatkan kelelahan yang dapat mengakibatkan kebingungan,
aktivitas yang terprogram tanpa stimulasi berlebihan yang meningkatkan waktu
tidur.
- Hindari penggunaan ”Pengikatan”
secara terus menerus
Rasional : Risiko gangguan sensori,
meningkatkan agitasi dan menghambat waktu istirahat.
- Evaluasi tingkat stres /
orientasi sesuai perkembangan hari demi hari.
Rasional : Peningkatan kebingungan,
disorientasi dan tingkah laku yang tidak kooperatif (sindrom sundowner) dapat
melanggar pola tidur yang mencapai tidur pulas.
- Lengkapi jadwal tidur dan
ritoal secara teratur. Katakan pada pasien bahwa saat ini adalah waktu
untuk tidur.
Rasional : Pengatan bahwa saatnya
tidur dan mempertahankan kestabilan lingkungan. Catatan : Penundaan waktu tidur
mungkin diindikasikan untuk memungkin pasien membuang kelebihan energi dan memfasilitas
tidur.
- Berikan makanan kecil sore
hari, susu hangat, mandi dan masase punggung.
Rasional : Meningkatkan relaksasi
dengan perasan mengantuk
- Turunkan jumlah minum pada sore
hari. Lakukan berkemih sebelum tidur.
Rasional : Menurunkan kebutuhan akan
bangun untuk pergi kekamar mandi/berkemih selama malam hari.
- Putarkan musik yang lembut atau
”suara yang jernih”
Rasional : Menurunkan stimulasi
sensori dengan menghambat suara-suara lain dari lingkungan sekitar yang akan
menghambat tidur nyeyak.
2)Kolaborasi
- Berikan obat sesuai indikasi :
Antidepresi, seperti amitriptilin (Elavil); deksepin (Senequan) dan
trasolon (Desyrel).
Rasional : Mungkin efektif dalam
menangani pseudodimensia atau depresi, meningkatkan kemampuan untuk tidur,
tetapi anti kolinergik dapat mencetuskan dan memperburuk kognitif dalam efek
samping tertentu (seperti hipotensi ortostatik) yang membatasi manfaat yang
maksimal.
- Koral hidrat; oksazepam
(Serax); triazolam (Halcion).
Rasional : Gunakan dengan hemat,
hipnotik dosis rendah mungkin efektif dalam mengatasi insomia atau sindrom
sundowner.
- Hindari penggunaan
difenhidramin (Benadry1).
Rasional : Bila digunakan untuk
tidur, obat ini sekarang dikontraindikasikan karena obat ini mempengaruhi
produksi asetilkon yang sudah dihambat dalam otak pasien dengan DAT ini.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Tujuan : klien dapat melakukan
aktivitas ringan atau total.
Kriteria hasil : - perilaku
menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.
- pasien mengungkapkan mampu untuk
melakukan beberapa aktivitas tanpa dibantu.
- Koordinasi otot, tulang dan
anggota gerak lainya baik.
INTERVENSI
- Rencanakan periode istirahat
yang cukup.
Rasional : mengurangi aktivitas yang
tidak diperlukan, dan energi terkumpul dapat digunakan untuk aktivitas
seperlunya secar optimal.
- Berikan latihan aktivitas
secara bertahap.
Rasional : tahapan-tahapan yang
diberikan membantu proses aktivitas secara perlahan dengan menghemat tenaga
namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini.
- Bantu pasien dalam memenuhi
kebutuhan sesuai kebutuhan.
Rasional : mengurangi pemakaian
energi sampai kekuatan pasien pulih kembali.
- Setelah latihan dan aktivitas
kaji respons pasien.
Rasional : menjaga kemungkinan
adanya respons abnormal dari tubuh sebagai akibat dari latihan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Barbara Engram, Rencana Asuhan
Keperawatan Medical Bedah, EGC, Jakarta, 1998.
2. Doenges, Marilynn E. 1999.
Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian
pasien, ed.3. EGC, Jakarta.
3. Griffith H. Winter, Buku Pintar
Kesehatan, EGC, Jakarta, 1994.
4. Lynda Juall carpernito, Rencana
Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, EGC, Jakarta, 1995.
5. Nettina, S.M, 2001, Pedoman
Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC.
6. Oswari, E. 2000. Bedah dan
Perawatannya. Jakarta : FKUI.
7. W.A. Dorland Newman, Kamus
Kedokteran Dorland, EGC, Jakarta, 2002.
0 komentar:
Posting Komentar